kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lonjakan investor belum dongkrak investasi


Sabtu, 18 Februari 2017 / 12:00 WIB
Lonjakan investor belum dongkrak investasi


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Perlahan tapi pasti, investor dan trader di pasar modal terus bertambah. Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), sepanjang tahun lalu penambahan jumlah investor mencapai hampir 100.000 investor.

BEI mengungkapkan, per akhir 2016, ada 535.994 single investor identification (SID). Angka ini naik 23,47% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang baru mencapai 434.107 SID. "Tambahan investor pada 2016, 80% berasal dari rentang usia 20-40 tahun," kata Nicky Hogan, Direktur BEI, Jumat (17/2).

Kabar baik lainnya, investor aktif per tahun meningkat sebesar 32,3% menjadi 187.386 SID per akhir tahun lalu. Lonjakan jumlah investor terjadi pada bulan terakhir 2016. Pada Desember 2016, pertumbuhan jumlah investor mencapai 33,76%.

Nicky menambahkan bahwa BEI menargetkan penambahan investor sebesar 110.000 investor baru hingga tutup tahun 2017. Artinya, bursa membidik kenaikan investor hingga 20% dibandingkan dengan jumlah investor bursa saat ini.

Sepanjang 2016 investor domestik masih menguasai transaksi di pasar saham. Dari total nilai transaksi sebesar Rp 3.688 triliun, porsi transaksi investor domestik mencapai 63,11% atau sebesar Rp 2.328 triliun. Sedangkan transaksi investor asing mencapai Rp 1.360 triliun atau 36,89% dari total transaksi pasar saham.

Belum dongkrak transaksi

Di sisi lain, sebelumnya BEI menargetkan nilai transaksi harian rata-rata Rp 8 triliun pada tahun ini. Dengan target tersebut, penambahan jumlah investor masih belum cukup. Jemmy Paul, Direktur Investasi Sucorinvest Asset Management, mengatakan, tahun lalu nilai transaksi mencapai sekitar Rp 7 triliun.

Artinya, nilai transaksi ini naik 12%. "Tapi investor ritel hanya berkontribusi sebesar 20% transaksi. Jadi minimal butuh kenaikan investor ritel 25% untuk menaikkan transaksi menjadi Rp 8 triliun," kata Jemmy kepada KONTAN, Jumat (17/2).

Dia mengatakan bahwa saat ini target bursa sekitar 20% tersebut belum terlalu maksimal untuk mendongkrak transaksi rata-rata harian bursa. Selain itu, dia melihat bahwa fakta mengenai 80% tambahan investor merupakan masyarakat yang berusia 20-40 tahun memperlihatkan bahwa BEI masih perlu mengedukasi masyarakat lebih luas. Pasalnya, pada kisaran usia ini, kebanyakan masyarakat merupakan trader.

Analis NH Korindo Securities Bima Setiaji pun membenarkan bahwa kalangan muda lebih tertarik menjadi trader dibandingkan menjadi long term investor. "Mungkin dengan target 100.000-150.000 investor baru, target transaksi bursa dapat terpenuhi, apalagi jika dilihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Bima kemarin.

Ia juga melihat saham blue chips saat ini masih bergerak ke arah konsolidasi. Peningkatan transaksi justru terjadi pada saham-saham lapis kedua dan ketiga dalam beberapa minggu terakhir. Alhasil, meski volume transaksi harian rata-rata BEI bisa mencapai 18,14 miliar saham per hari, nilai transaksi harian rata-rata BEI baru mencapai Rp 6,61 triliun per hari, alias masih jauh dari target perdagangan Rp 8 triliun.

Selain itu, Bima menambahkan, otoritas bursa masih perlu meningkatkan perlindungan dan edukasi kepada investor. Hal ini diperlukan lantaran investor baru dan trader biasanya akan lebih tertarik menaruh dana di saham-saham gorengan yang lincah bergerak. Edukasi terhadap saham secara fundamental juga perlu diberikan kepada investor, terutama investor baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×