Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Komoditas logam industri mencatat kenaikan setelah terjadi gempa bumi di China. Pelaku pasar berspekulasi gempa bumi fatal di China dapat mengganggu pasokan tambang dari Provinsi Sichuan serta meningkatkan permintaan logam untuk bangunan.
Mengutip Bloomberg, Rabu (9/8), harga nikel di Shanghai Futures Exchange (SHFE) melesat 4,3% ke level 87.880 yuan per ton atau tertinggi sejak Maret. Sementara, harga nikel di London Metal Exchange (LME) naik 1% ke level US$ 10.736 per metrik ton atau level tertinggi dalam lima bulan.
Harga aluminium di SHFE juga melompat 5% dan bertengger di level tertinggi sejak Mei 2012. Kenaikan harian itu yang terbesar sejak 2008.
Sementara di LME, aluminium kembali menguat 0,3% ke level US$ 2.036 per metrik ton setelah mencetak rekor tertinggi sejak 2014 pada Selasa (8/8).
"Logam melanjutkan kenaikan lantaran gempa bumi semalam memicu spekulasi penurunan pasokan tambang serta kenaikan permintaan untuk perbaikan setelah gempa," kata Jia Zheng, Trader Shanghai Minghong Investment Co., seperti dikutip Bloomberg, Rabu (9/8). "Mungkin ini hanya pemikiran yang berlebihan, tetapi telah menambah sentimen yang sudah bullish saat ini," imbuh Jia.
Selasa malam (8/8), gempa berkekuatan 6,6 skala richter mengguncang China. Gempa tersebut menewaskan sedikitnya delapan orang. Pemerintah Sichuan melaporkan sekitar 100 turis terjebak tanah longsor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News