Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2020 merupakan tahun yang paling menarik bagi investor pasar modal. Saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jeblok, banyak saham-saham bagus berjatuhan namun kemudian pulih kembali pada tahun 2021.
Investor yang punya dana kas besar kala itu dan memborong saham-saham bagus seperti bank-bank besar, sudah dapat dipastikan cuan besar saat ini.
Kesempatan seperti itu tentu tidak akan bisa diulang lagi. Pasar saham saat ini sudah terus bergerak naik. Kendati demikian, masih ada saham-saham murah yang bisa dibeli tahun 2022 walau IHSG sudah menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa pada Februari ini.
Hal itu disampaikan Investor kawakan Lo Kheng Hong. Menurutnya, sektor-sektor saham yang bagus tahun ini adalah perbankan dan komoditas. Selain sektornya yang bagus, dia melihat banyak saham di sektor tersebut yang masih diperdagangkan saat.
Baca Juga: Ini Alasan Lo Kheng Hong Tak Berani Masuk ke Saham Bank Digital
"Meskipun indeks saham menyentuh all time high, ada saham-saham yang masuh sangat murah. Saham termurah misalnya misalnya ada bank yang asetnya Rp 200 triliun -Rp 330 triliun tetapi diperdagangkan dengan price to book 0,5x. Coba bayangkan itu murah sekali," kata Lo dalam diskusi virtual yang dilakukan BCA Sekuritas, Rabu (9/2).
Saham-saham batubara juga menurutnya masih diperdagangkan dengan price earning ratio (PER) di bawah 5x. Oleh karena itu, Lo mengingatkan masih banyak saham-saham yang menarik untuk dibeli tahun ini.
Sementara tahun 2020 bagi Lo sangat menarik. Banyak perusahaan bagus mengalami penurunan sahma luar biasa ketika awal mencuatnya pandemi Covid-19. Dia mengibatkan pada saat itu terjadi hujan emas di pasar saham.
"Jadi ketika pandemi, seharusnya kita membawa ember yang besar dan kita tampung emas itu. Kita membeli perusahaan yang bagus dengan harga sangat murah. Kalau kita simpan setahun saja selama 2021 sudah untung berkali-kali lipat," kata Lo.
Menurutnya, saham-saham yang bagus dan sangat murah kala itu adalah perbankan. Sektor ini mengalami pemulihan yang cukup cepat tahun lalu. Selain itu, saham komoditas seperti batubara karena kenaikan harganya yang cukup tinggi dan kemudian saham perkebunan kelapa sawit.
Baca Juga: Wake Up Call: Strategi Investasi Favorit Lo Kheng Hong
"Memang tambang batu bara itu jadi labanya akan meningkat banyak sekali. Kemudian selanjutnya yang bagus adalah sektor perkebunan kelapa sawit, CPO (crude palm oil) itu juga dulu harganya sekitar 2 ribu ringgit per ton sekarang sudah naik sampai 5400 ringgit. Tentu saja saja perusahaan-perusahaan kelapa sawit akan mendapatkan keuntungan yang besar," lanjutnya.
Kemudian, ada juga sektor yang sebelumnya biasan-biasa saja tiba-tiba mengalami pertumbuhan yang luar biasa tahun 2020. Contohnya perusahaan pelayaran dan perusahaan kaca.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News