kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Link Net (LINK) Dapat Fasilitas Pinjaman Rp 1,5 Triliun dari Bank Permata (BNLI)


Rabu, 28 September 2022 / 13:01 WIB
Link Net (LINK) Dapat Fasilitas Pinjaman Rp 1,5 Triliun dari Bank Permata (BNLI)
ILUSTRASI. Link Net (LINK) dapat fasilitas pinjaman dari Bank Permata (BNLI) senilai Rp 1,5 triliun


Reporter: Vina Elvira | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Link Net Tbk (LINK) mendapatkan pembiayaan syariah senilai Rp 1,5 triliun dari PT Bank Permata Tbk (BNLI).

Merujuk keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (27/9), fasilitas pinjaman sebanyak Rp 1,5 triliun  tersebut memiliki jangka waktu pinjaman selama 60 bulan.

"Tujuan penggunaan dana untuk membiayai kebutuhan umum Perseroan," ungkap Corporate Secretary Link Net Johannes, dalam keterangan resminya.

Johannes menuturkan, transaksi ini dilakukan untuk membiayai modal kerja serta mendukung kegiatan usaha Perseroan. Pihaknya juga menjamin bahwa transaksi tersebut tidak memberikan dampak negatif bagi kondisi keuangan Link Net.

Baca Juga: Usai Akuisisi Link Net, Pendapatan XL Axiata (EXCL) Diprediksi Naik Sekitar 11%

Dalam keterbukaan informasi ini, Direksi dan atau Dewan Komisaris menyatakan bahwa transaksi bukan merupakan transaksi afiliasi sebagaimana didefinisikan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 42/POJK.04/20 tentang Transaksi Afiliasi dan Transaksi Benturan Kepentingan.

"Dewan komisaris dan direksi perseroan menyatakan bahwa sepanjang sepengetahuannya, transaksi yang dilakukan tidak mengandung benturan kepentingan dan semua informasi material telah diungkapkan dan tidak menyesatkan," tutup Johannes.

Sekedar informasi, sepanjang semester I-2022, LINK tercatat membukukan pendapatan sebesar Rp 2,10 triliun. Angka ini turun tipis dari pendapatan di semester I-2021 yang capai Rp 2,15 triliun.

 

Pendapatan Link Net masih ditopang oleh broadband internet dan jaringan yang mencapai Rp 1 triliun. Kemudian disusul oleh pendapatan televisi kabel dan pendapatan lain-lain yang masing-masing senilai Rp 996,72 miliar dan Rp 107,09 miliar.

Dari sisi bottom line, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat menurun hingga 70,05%, dari semula Rp 471,77 miliar menjadi Rp 141,26 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×