Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepekan kemarin, emiten produk konsumen PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencuri perhatian publik dengan kinerja saham yang meyakinkan. Hal ini setelah harga sahamnya terbang dari Rp 3.890 ke level Rp 4.800 atau apresiasi sebesar 23,39%.
Bahkan apresiasi saham UNVR terjadi di tengah pasar modal dalam negri yang muram di mana IHSG terpaksa tumbang 8,73% dalam sepekan. Kinerja saham UNR yang naik 23,39% persen dalam sepekan, menjadi indikator bahwa persepsi investor terhadap UNVR kembali positif.
Pencapaian kinerja ini merupakan akumulasi berbagai realisasi strategi jangka panjang yang sempat digaungkan manajemen sepanjang setahun belakangan.
Ada 5 prioritas yang menjadi agenda utama Perseroan belakangan ini, yakni 1) Memperkuat dan mengaktivasi potensi penuh dari brand utama dan produk unggulan melalui inovasi yang terdepan untuk mendorong konsumsi konsumen; 2) Diversifikasi portfolio ke value dan premium segment; 3) Memperkuat kepemimpinan di channel utama (GT dan Modern Trade) dan channel masa depan (e-Commerce); 4) Memimpin di Digital & Data Driven capabilities; 5) Tetap menjadi yang terdepan dalam mewujudkan bisnis yang berkelanjutan.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Reza Priyambada menyampaikan, memang ada momen saham UNVR mengalami penurunan cukup tajam, terutama pada periode awal pandemi. Penurunan itu juga sejatinya tidak sejalan dengan fundamental UNVR itu sendiri yang secara kinerja tetap baik, meski dari sisi laba turun terimbas pandemi.
Baca Juga: Rekomendasi Saham Hari Ini (18/5): Sembilan Saham Untuk Trading dan Investasi
Namun, penurunan laba UNVR itu masih bagus dibanding perusahaan sejenis yang mengalami rugi. Akibat salah persepsi itulah saham UNVR sempat turun sebelum kembali rebound. Salah persepsi dari pelaku pasar itulah yang menjadi biang saham UNVR sempat turun efek aksi jual.
”Kondisi fundemental UNVR tidak buruk, selama pandemi masih peroleh laba, masih tercatat untung, dibanding perusahaan lain yang justru mencatatkan kerugian,” ucap Reza dalam keterangannya, Selasa (17/5).
Tekanan dari sisi biaya produksi efek harga bahan baku yang meningkat juga berimbas ke UNVR, namun strategi yang dijalankan selama pandemi terbukti berhasil.
Penurunan kinerja di tengah pandemi sangat wajar, apalagi untuk perusahaan consumer goods di mana masyarakat mendapat tekanan dari sisi penghasilan ikut turun sehingga mengurangi pembelian atau belanja produk konsumsi.
Meski begitu, beragam langkah yang dilakukan UNVR seperti melakukan efisiensi, terbukti bisa menahan penurunan bahkan di tengah sentimen yang negatif.