kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lima perusahaan punya utang jatuh tempo obligasi tahun ini, begini prospeknya


Jumat, 17 April 2020 / 18:22 WIB
Lima perusahaan punya utang jatuh tempo obligasi tahun ini, begini prospeknya
ILUSTRASI. Risiko gagal bayar penerbit obligasi baru akan terlihat dalam jangka menengah.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terdapat 10 perusahaan yang rating dan outlooknya baru saja dipangkas PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dalam dua pekan terakhir. Bahkan lima perusahaan di antaranya memiliki utang jatuh tempo pada tahun ini.

Perusahaan-perusahaan tersebut yakni,

  1. PT Bank Victoria International Tbk yang punya utang jatuh tempo subdebt sebesar Rp 300 miliar pada Juni 2020.
  2. PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk yang punya utang jatuh tempo sebesar Rp 269 miliar pada Juli 2020.
  3. PT Modernland Realty Tbk yang punya utang jatuh tempo Rp 150 miliar pada Juli 2020.
  4. PT Mandala Multifinance Tbk yang punya utang jatuh tempo sebanyak 3 seri, yaitu Rp 271 miliar pada Juli 2020, Rp 103 miliar pada September 2020, dan Rp 125 miliar pada Desember 2020.
  5. PT Pos Indonesia yang punya utang jatuh tempo MTN Rp 200 miliar pada Desember 2020.

Baca Juga: Selain perubahan rating, investor perlu mencermati sektor bisnis penerbit obligasi

Analis fixed income MNC Sekuritas Made Adi Saputra mengungkapkan dari segi prospek, kelima obligasi di atas diterbitkan oleh perusahaan yang terdampak oleh pandemi virus corona. Sehingga dia menilai, risiko perusahaan tersebut untuk mengalami gagal bayar juga cukup terbuka.

“Sektor seperti keuangan, pariwisata, dan properti ini kan terkena dampak langsung akibat virus corona. Sehingga dari segi kinerja sangat berpeluang tertekan dan akan memengaruhi pendapatan mereka,” jelas Made kepada Kontan.co.id, Jumat (17/4).

Made juga menyebut, dengan kondisi seperti ini, perusahaan-perusahaan tersebut dari segi kas perusahaan akan juga akan terguncang. Emiten tetap harus mengeluarkan biaya operasional sementara dari segi pemasukan cenderung berkurang.

“Kendati demikian, saya melihatnya ini masih cukup bisa disiasati oleh para perusahaan. Soalnya kan pasti anggaran modal belanja juga banyak yang belum terpakai optimal, jadi bisa dimanfaatkan oleh perusahaan,” tambah Made.

Baca Juga: Efek Corona, Peringkat Utang Belasan Perusahaan Dipangkas

Oleh sebab itu, Made menilai untuk jangka pendek, perusahaan-perusahaan di atas tidak akan kesulitan dalam melunasi utang jatuh tempo. Namun, untuk utang jatuh tempo yang masih punya jangka menengah apalagi panjang, jika kondisi ini masih berlarut-larut, Made melihatnya risiko gagal bayar baru akan terlihat.

“Ketika kas perusahaan mulai menipis untuk menutup berbagai pengeluaran, sementara pemasukan tidak seberapa. Di sini risiko untuk gagal bayar baru akan muncul,” kata Made.

Di tengah kondisi saat ini, Made menyarankan para investor untuk lebih jeli dan rajin dalam membedah kondisi perusahaan penerbit obligasi yang ada di portofolio. Hal-hal seperti laporan keuangan, fundamental perusahaan, rating dan outlook, hingga upaya-upaya mitigasi yang dilakukan atau disiapkan harus benar-benar dilihat. “Kalau menunjukkan tanda-tanda negatif, ya lebih baik segera keluar daripada kena gagal bayar,” tandas Made.

Baca Juga: Waspada, Beban Keuangan BUMN Tambang Menjulang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×