Reporter: Benedicta Prima | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peringkat PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dipangkas oleh Fitch Ratings dari semula BBB+ dengan outlook negatif menjadi B dengan rating watch negative.
Fitch juga menetapkan peringkat obligasi berkelanjutan III Tahap I, obligasi berkelanjutan III tahap II, obligasi berkelanjutan III tahap III, obligasi berkelanjutan III tahap IV, obligasi berkelanjutan IV dan obligasi berkelanjutan IV Tahap I WSKT menjadi B- dari semula BBB.
Berbagai strategi bakal dilakukan Waskita Karya untuk melunasi utang kepada para kreditur.
Dalam waktu dekat, WSKT juga memiliki beberapa kewajiban jangka pendek yang akan jatuh tempo yaitu Obligasi Berkelanjutan III Tahap I Tahun 2017 Seri A sebesar Rp 1,37 triliun yang akan jatuh tempo pada tanggal 6 Oktober 2020. Serta Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2015 sebesar Rp 1,15 triliun yang akan jatuh tempo pada 16 Oktober 2020.
Baca Juga: Begini strategi Waskita Karya (WSKT) menjaga likuiditas usai penurunan peringkat
Direktur Keuangan Waskita Karya Taufik Hendra Kusuma mengatakan, Waskita Karya akan menggunakan kas internal yang bersumber dari pembayaran proyek untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendek tersebut. Adapun arus kas operasional Waskita Karya pada semester I-2020 tercatat sebesar Rp 1,7 triliun. Selain itu, tahun ini WSKT menargetkan penerimaan termin proyek Rp 31 triliun - Rp 33 triliun.
Strategi lain yang bakal dilakukan Waskita Karya adalah mengupayakan sistem pembayaran turnkey menjadi progress payment, efisiensi akan melakukan optimalisasi belanja modal sekitar 45% dari Rp 19 triliun. Serta menargetkan proses divestasi 5-7 ruas tolnya dapat dilakukan di semester dua ini.
Analis Sucor Sekuritas Joey Faustian menilai, saat ini Waskita Karya tengah dalam kondisi likuiditas yang ketat dan tingkat gearing yang sudah di angka 2,4 kali. Selain itu, rencana divestasi diprediksi sulit rampung tahun ini karena kondisi ekonomi global yang kurang baik.
"Saya rasa aksi divestasi baru bisa dirampungkan di 2021, sehingga likuiditas Waskita Karya akan cukup ketat," jelasnya, Kamis (3/9).
Dengan kondisi tersebut, Joey melihat Waskita Karya juga akan sulit mendapatkan kontrak baru yang membutuhkan modal cukup besar sehingga perolehan kontrak diprediksi tidak maksimal dan berdampak pada penurunan pendapatan. Dus, Joey menyarankan jual saham WSKT.
"Dari Sucor memprediksi kalau Waskita Karya akan membukukan kerugian di 2020, karena interest expense yang cukup besar," jelasnya.
Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) catatkan arus kas positif hingga Rp 1,7 triliun di semester I
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News