kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45916,64   -18,87   -2.02%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Likuiditas berlebih, yield SBN tenor di bawah 1 tahun lebih rendah dari bunga acuan


Minggu, 30 Mei 2021 / 12:14 WIB
Likuiditas berlebih, yield SBN tenor di bawah 1 tahun lebih rendah dari bunga acuan
ILUSTRASI. Likuiditas yang berlebih membuat yield SBN tenor di bawah 1 tahun lebih rendah dari bunga acuan.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Imbal hasil atau yield Surat Berhaga Negara (SBN).yang jatuh tempo di bawah satu tahun kini berada di level yang rendah. Pada lelang SBN Selasa (25/5), yield tertimbang yang dimenangkan untuk seri SPN yang jatuh tempo pada 27 Mei 2022 sebesar 3,35%. Yield tersebut jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan suku bunga acuan saat ini yang sebesar 3,5%.

Kendati demikian, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto menilai, kecilnya yield SBN dengan jatuh tempo di bawah satu tahun merupakan hal yang wajar jika mengingat kondisi saat ini.

“Saat ini, trennya memang suku bunga rendah, belum lagi terjadi over likuiditas, khususnya pada kelompok perbankan. Tak mengherankan, jika seri bertenor di bawah satu tahun akhirnya yieldnya tertekan seiring tingginya demand terhadap seri ini,” kata Ramdhan kepada Kontan.co.id, Jumat (28/5).

Baca Juga: Jumlah penawaran melonjak, pemerintah serap penawaran SUN sesuai target indikatif

Ia menjelaskan, walaupun yield kecil, SBN dengan tenor di bawah satu tahun tetap jadi pilihan menarik mengingat instrumen ini bebas risiko. Belum lagi, juga jauh lebih likuid jika dibandingkan dengan deposito.

Ramdhan menambahkan, dengan kondisi over likuiditas saat ini, instrumen bertenor pendek memang mengalami peningkatkan, baik itu obligasi korporasi maupun reksadana pasar uang. Menurutnya, semua instrumen tetap menarik untuk kondisi saat ini, asal disesuaikan dengan profil risiko masing-masing investor.

“Obligasi korporasi dengan tenor satu tahun saat ini untuk yang rating AA ke atas, bisa menawarkan imbal hasil 6%. Dengan penerbit yang punya nama baik, sejarah yang baik, permintaannya selalu oversubscribe,” imbuh Ramdhan.

Ke depan, Ramdhan melihat, besaran imbal hasil SBN di bawah satu tahun akan stabil pada level saat ini. Menurutnya, yield akan kembali mulai naik lagi ketika bank sentral Indonesia maupun global sudah mulai menaikkan suku bunga acuannya.

Sementara dari sisi permintaan masih juga akan tetap tinggi sekalipun imbal hasilnya lebih kecil dari suku bunga acuan. Pasalnya, dengan adanya over likuiditas saat ini, maka mau tak mau, investor dengan horizon jangka pendek akan memilih SBN di bawah satu tahun karena jauh lebih aman dari sisi risiko serta volatilitas yang lebih stabil.

Selanjutnya: Pemerintah akan lelang 6 seri SBSN dengan target Rp 10 triliun pada Rabu (2/6)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×