Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) mencatatkan kenaikan liabilitas konsolidasian yang signifikan di paruh pertama tahun ini.
Direktur Cita Mineral Investindo, Yusak Lumba Pardede menjelaskan total liabilitas konsolidasian meningkat 61,77% menjadi Rp 1,02 triliun dari yang sebelumnya Rp 635,24 miliar pada 31 Desember 2021.
“Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh beberapa hal,” jelasnya dalam keterbukaan informasi, Rabu (31/8).
Pertama, CITA mencatat utang dividen sebesar Rp 217,81 miliar pada laporan keuangan Juni 2022. Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diadakan 30 Juni 2022 pihaknya membagikan dividen sebesar Rp 55 per lembar saham yang dibayarkan 3 Agustus 2022.
Kedua, terjadi kenaikan akun beban masih harus dibayar hauling, sewa serta bahan bakar dan pelumas sebesar Rp 134,18 miliar.
“Salah satu faktor penyebab kenaikan tersebut karena naiknya volume produksi dan penjualan pada periode 2022 sehingga menyebabkan naiknya jumlah beban masih harus dibayar terkait dengan produksi, sewa, dan bahan bakar solar,” ujarnya.
Baca Juga: Penyebab Kinerja Emiten Grup Salim INDF dan ICBP Tertekan di Semester I 2022
Adapun per 30 Juni 2022, beban masih harus dibayar tersebut diakui Yusak belum jatuh tempo.
Di sisi lain, Cita Mineral mencatatkan jumlah ekuitas senilai Rp 3,92 triliun. Selain itu, pada Juni 2022 pihaknya mencatatkan jumlah aset senilai Rp 4,95 triliun atau naik dari sebelumnya Rp 4,3 triliun di Desember 2021.
Pada semester I-2022, CITA mencatatkan pertumbuhan penjualan bersih 21,26% secara tahunan menjadi Rp 2,64 triliun dari yang sebelumnya Rp 2,18 triliun di semester I-2021.
Sejalan dengan itu, beban pokok penjualan CITA juga ikut terkerek 37% secara tahunan menjadi Rp 1,6 triliun. Meski BPP naik, pihaknya tetap mencatatkan kenaikan laba bruto 2,5% menjadi Rp 1,04 triliun dari yang sebelumnya Rp 1,01 triliun di akhir Juni 2021.
Pada periode ini, CITA juga mencatatkan laba kurs-bersih senilai Rp 24,13 miliar dari yang sebelumnya rugi selisih kurs Rp 76,03 juta di semester I 2021. Selain itu, CITA juga mencatat bagian atas laba bersih Entitas Asosiasi senilai Rp 406,89 miliar dari yang sebelumnya Rp 115,75 miliar di Juni 2021.
Lantas setelah dikurangi beban-beban dan pajak, CITA mencatatkan laba bersih tahun berjalan Rp 431,5 miliar atau tumbuh 41,3% yoy.
Sampai akhir Juni 2022 CITA juga mencatatkan laba bersih per-saham yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 109 dari yang sebelumnya Rp 77 di semester I 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News