Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Tekanan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan berimbas terhadap lelang surat utang negara (SUN) denominasi valuta asing di pasar domestik.
Analis Millenium Danatama Indonesia Desmon Silitonga memperkirakan total permintaan invetor akan di bawah target indikatif pemerintah yang berkisar US$ 500 juta. "Kemungkinan total permintaan akan berkisar US$ 300juta-US$ 400 juta," ujar Desmon, Jakarta, akhir pekan lalu.
Desmon menyebut masih fluktuatifnya nilai tukar rupiah akan memicu investor untuk mengambil sikap wait and see dalam lelang tersebut. Selain itu, likuiditas di pasar skunder juga masih rendah.
Dus, penyerapan lelang bisa di bawah target. Apalagi, apabila permintaan yield oleh investor terlalu tinggi.
"Namun, pemrrintah tetap akan memaksimalkan penyerapan untuk strategi front loading," ujar Desmon.
Analis Samuel Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan penerbitan SUN valas merupakan upaya pemerintah menjaga nilai tukar.
"Penerbitan saat ini cukup tepat supaya cost of fund tetap murah. Pasalnya, the Fed belum menaikkan suku bunga acuan sehingga yield tidak akan tinggi," ujar Nico.
Lelang akan digelar Senin (29/6). Dalam lelang ini, pemerintah menawarkan satu seri lawas yakni USDFR0001 (reopening) bertenor dua tahun. Seri ini akan jatuh tempo 15 Mei 2017.
Surat utang ini membagikan kupon 3,5%. Adapun periode pembayaran kupon dilakukan setiap enam bulan setiap 15 Mei dan 15 November.
Penjualan SUN tersebut menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia sebagai agen lelang. Lelang bersifat terbuka (open auction), menggunakan metode harga beragam (multiple price).
Lelang dibuka pukul 09.00 WIB dan ditutup pukul 11.00 WIB. Sedangkan hasil lelang akan diumumkan pada hari yang sama. Setelmen akan dilaksanakan pada hari Kamis (2/7).
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 43/PMK.08/2013 tentang Lelang Surat Utang Negara Dalam Mata Uang Rupiah Dan Valuta Asing Di Pasar Perdana Domestik, SUN dalam valuta asing di pasar perdana domestik hanya dapat dibeli oleh investor residen yang telah teregistrasi dalam daftar investor residen sesuai ketentuan yang berlaku.
Lelang SUN seri USDFR0001 diikuti oleh Dealer Utama dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Pembelian SUN seri USDFR0001 oleh pihak selain LPS atau investor dilakukan melalui Dealer Utama. Kemudian dealer utama mengajukan penawaran pembelian atas nama investor.
Scenaider CH Siahaan, Direktor Strategis dan Portfolio Pembiayaan DJPPR Kementrian Keuangan mengatakan pelaksanaan lelang SUN valas tahun ini dipicu oleh banyaknya demand dari investor.
"Setelah berbicara dengan primary dealers, ada demand dari investor. Selain itu, kami juga berencana meningkatkan porsi penerbitan valas tahun ini," ujar Scenaider.
Penerbitan ini juga dilakukan untuk menjaga likuiditas pemerintah agar tetap terkendali dan aman. Pasalnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terus mengalami volatilitas.
Ini merupakan ketiga kalinya pemerintah menerbitkan SUN valas domestik. Tahun lalu, pemerintah menyerap lelang SUN valas domestik sebesar US$350 juta dan pada 2013 sebesar US$190 juta.
Berikut daftar dealer utama peserta lelang SUN:
1. Citibank N.A.
2. Deutsche Bank AG
3. HSBC
4. PT Bank Central Asia tbk
5. PT Bank Danamon Indonesia tbk
6. PT Bank Internasional Indonesia tbk
7. PT Bank Mandiri (Persero) tbk
8. PT Bank Negara Indonesia (Persero) tbk
9. PT Bank Panin, Tbk.
10. PT. Bank OCBC NISP, Tbk
11. PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk.
12. PT Bank Permata, Tbk.
13. PT Bank CIMB Niaga Tbk.
14. Standard Chartered Bank
15. JP Morgan Chase Bank NA.
16. PT Bahana Securities
17. PT Danareksa Sekuritas
18. PT Mandiri Sekuritas
19. PT Trimegah Securities, Tbk
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News