Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Seri pendek SPN-S 13022015 bertenor enam bulan menjadi primadona dalam lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara di hari, Selasa (12/8). Seri ini mengalami permintaan mencapai Rp1,99 triliun dari total permintaan yang masuk dalam lelang sebesar Rp 3,06 triliun.
Analis Milleniun Danatama Asset Management Desmon Silitonga mengatakan banyaknya permintaan pada seri bertenor pendek didominasi oleh sektor perbankan. Sektor tersebut terkena imbas dari melambatnya pertumbuhan ekonomi sehingga pertumbuhan kredit melambat.
"Kondisi ini membuat sebagian perbankan menginvestasikan likuiditas yang dimilikinya ke obligasi pemerintah, terutama yang bertenor pendek," ujar Desmon, Jakarta.
Selain seri SPNS, pemerintah juga menawarkan dua seri lainnya, yakni PBS 005 dan PBS 0060. Namun, pemerintah tidak memenangkan penawaran seri Rp 060 dan hanya menyerap total dana Rp 1,015 triliun. Nilai tersebut di bawah target indikatif yang ditetapkan semula sebesar Rp 1,5 triliun.
"Hal ini tidak terlepas dari relatif tingginya yield yang diminta investor dalam lelang," kata Desmon. Tingginya permintaan yield dipicu oleh karakteristik sukuk negara yang kurang likuid di pasar sekunder
Desmon meperkirakan investor masih akan meminta yield tinggi dalam lelang berikutnya. Sebab, hingga kini belum ada perubahan kebijakan moneter terkait penurunan suku bunga acuan bank Indonesia atau BI rate. , "Karena itu, pemerintah harus lebih selektif untuk menyerap setiap penawaran yang diberikan investor agar tidak membebani kemampuan pembayaran kupon," tutur dia.
Analis NC Securities I Made Adi Saputra mengatakan tingginya permintaan yield dipicu oleh tren kenaikan yield surat utang negara (SUN) pada pekan lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News