Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk pada Selasa (8/3) diprediksi akan diwarnai permintaan yield rendah.
Analis obligasi MNC Securities I Made Adi Saputra memperkirakan,penurunan yield surat utang negara (SUN) di pasar sekunder dalam tiga hari terakhir akan mempengaruhi permintaan yield saat lelang nanti.
Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) mencatat, Jumat (4/3), rata-rata yield obligasi negara yang tercermin pada INDOBeX Goverment Effective Yield turun 0,053 poin ke level 8,12%. Pada Kamis (3/3) besaran yield masih di level 8,17%.
Pada lelang pekan depan, pemerintah menawarkan lima seri. Seri SPN-S09092016 (new issuance) berjangka waktu pendek enam bulan dan jatuh tempo 9 September 2016 memberikan imbalan diskonto dan underlying asset barang milik negara berupa tanah dan bangunan (BMN).
Kemudian, PBS006 yang jatuh tempo 15 September 2020 dengan imbalan 8,25%. Seri PBS009 bertenor dua tahun yang akan jatuh tempo 25 Januari 2018. Seri ini membagikan imbalan 7,75%. Seri PBS011 yang akan jatuh tempo 15 Agustus 2023 dengan imbalan 8,75%. Serta seri PBS012 yang akan jatuh tempo 15 November 2031 dengan imbalan 8,87%. Seri PBS ini menggunakan underlying asset berupa proyek atau kegiatan dalam APBN 2016.
Perkiraan Made, investor akan meminta yield seri PBS006 sekitar 8,06%-8,15%, seri PBS009 akan berkisar 7,75%-7,84%, seri PBS011 di kisaran 8,31%-8,40%, serta seri PBS012 berkisar 8,71%-8,81%.
"Lelang masih akan diminati investor. Terutama bagi investor yang mengarapkan tingkat imbal hasil yang menarik dibandingkan dengan imbal hasil dari surat utang negara (SUN) dengan tenor yang sama," ujar Made, Jakarta, Jumat (4/3). Dia memperkirakan total permintaan akan berkisar Rp 10 triliun hingga Rp 15 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News