kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Lelang SBSN sepi, target tak sampai


Rabu, 20 Maret 2013 / 07:48 WIB
Lelang SBSN sepi, target tak sampai
ILUSTRASI. Berbagai macam faktor bisa jadi penyebab gigi ngilu.


Reporter: Dina Farisah | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara terakhir di kuartal pertama tahun ini tidak terlalu sukses. Permintaan masuk mencapai Rp 1,82 triliun. Dari target indikatif yang ditetapkan sebesar Rp 1,5 triliun, pemerintah hanya menyedot Rp 905 miliar.

Berdasarkan situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan, pemerintah menawarkan empat seri sukuk negara. Dari empat seri yang dilelang, pemerintah memenangkan dua seri.

Analis Obligasi NC Securities, I Made Adi Saputra mengatakan, minat investor pada lelang sukuk kali ini terbilang minim. Permintaan pada lelang kemarin, merupakan jumlah permintaan terendah sepanjang kuartal pertama. Pada lelang sukuk sebelumnya, Selasa (5/3), jumlah penawaran masuk mencapai Rp 3,38 triliun.

Menurut Made, target indikatif pemerintah tidak tercapai karena tingginya permintaan yield dari investor. Sukuk seri PBS002 misalnya, kisaran yield diprediksi antara 5,59%-5,65%. Namun, yield terendah yang diminta investor justru 5,75%. Pada seri PSB003, Made memperkirakan, permintaan yield antara 6,37%-6,43%. Sedangkan, penawaran yield terendah dari investor mencapai 6,40625%. "Permintaan yield dari investor jauh lebih tinggi," ujar Made.

Made menambahkan, jika pemerintah tetap memaksakan menyerap lelang sukuk sesuai target, dampaknya akan terasa pada turunnya harga di pasar sekunder.

Ariawan, analis Sucorinvest Central Gani memperkirakan, permintaan yield oleh investor masih tetap tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh dua faktor. Pertama, ketidakpastian kondisi global. Kedua, tingginya tingkat inflasi. Saat ini, kekhawatiran pasar terhadap perekonomian di Amerika Serikat (AS) sedikit membaik. Di sisi lain, kabar bailout Siprus menimbulkan sentimen negatif.

Ariawan berharap, faktor domestik bisa membantu meredam ketidakkondusifan faktor eksternal. Secara historis, tingkat inflasi di bulan April relatif stabil. "Jika inflasi terjaga maka permintaan yield dari investor akan kembali normal," tandasnya.

Hasil Lelang Kuartal I 2013
Bulan Jadwal lelang Seri Permintaan (Rp miliar) Hasil Lelang (Rp miliar)
Januari 01/15/13 SBN 17.075,3 9.000
01/29/13 SBN 16.346 8.500
Februari 02/05/13 SBSN 4.132 1.500
02/14/13 SBN 29.365 9.950
02/19/13 SBSN 2.264 1.050
02/26/13 SBN 18.855,5 7.550
Maret 03/05/13 SBSN 3.386 760
03/13/13 SBN 14.103,2 7.150
03/19/13 SBSN 1.817 905
03/26/13 SBN
Total 107.344 46.365
sumber: DJPU

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×