kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Lazard Kuasai 5,5% Saham SMGR Senilai Rp 2,3 Triliun


Senin, 28 Juni 2010 / 08:49 WIB


Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Edy Can

JAKARTA. Perusahaan investasi asal Amerika Serikat (AS), Lazard Asset Management, kini menguasai 5,5% saham PT Semen Gresik Tbk (SMGR). Lazard membeli saham perusahaan semen terbesar di Indonesia itu dari Blue Valley Holdings, milik Grup Rajawali, beberapa waktu yang lalu.

Investor Relations Manager SMGR Agung Wiharto menyatakan, dari penjualan saham SMGR milik Grup Rajawali, hanya ada satu pembeli yang akhirnya memiliki porsi saham lebih dari 5%, yaitu Lazard. "Sisanya kurang dari 5%, jadi tidak ada kewajiban kami untuk menyampaikannya ke publik," ungkapnya usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) SMGR, Jumat (25/6).

Karena jumlah total saham SMGR mencapai 5,93 miliar saham, artinya, saat ini Lazard memiliki 326,23 juta saham SMGR. Bila mengacu pada harga penjualan saham SMGR oleh Grup Rajawali yang sebesar Rp 7.000 per saham, Lazard telah merogoh fulus sekitar Rp 2,28 triliun untuk memiliki 5,5% saham SMGR itu. Hingga akhir Mei, pemerintah menguasai 51,01% saham SMGR dan 48,99% sisanya dimiliki masyarakat.

Agung menjelaskan, kendati jumlah saham yang dikuasai perusahaan investasi asal AS itu cukup besar, mereka tidak bisa menempatkan wakilnya di jajaran direksi SMGR. Sebab, dengan penguasaan hanya 5,5% saham, Lazard belum masuk pada kategori pemegang saham pengendali. "Lagipula tujuan Lazard hanya untuk investasi jangka panjang," jelasnya.

Sekedar mengingatkan, Grup Rajawali melego 23,6% saham SMGR miliknya April lalu senilai Rp 7.000 per saham. Dari transaksi ini, Grup Rajawali mengantongi dana Rp 9,8 triliun. Lalu, pada 7 Juni sisa saham SMGR sebanyak 1,5% telah dijual Rajawali ke

Danareksa dan Perusahaan Pengelola Aset sebesar (PPA) senilai Rp 517 miliar. Sehingga dari penjualan saham SMGR ini, Rajawali meraih dana Rp 10,3 triliun. Padahal saat membeli 24,9% saham SMGR dari Cemex, produsen semen asal Meksiko pada 2006 lalu, Rajawali hanya mengeluarkan dana US$ 337 juta atau sekitar Rp 2,9 triliun.

Ekspansi ke luar negeri

Beralih ke soal ekspansi, Direktur Utama SMGR Dwi Soetjipto menjelaskan, pemerintah telah merestui rencana perusahaannya untuk berekspansi ke luar negeri. Bahkan Kementerian BUMN, sebagai pemegang saham mayoritas, mendorong SMGR untuk melebarkan sayapnya ke negeri jiran. Bentuknya bisa berinvestasi langsung dengan mendirikan pabrik atau mengakuisisi pabrik semen yang sudah ada. "Tapi kalau investasi langsung butuh 3 tahun-4 tahun," jelas Dwi, usai RUPSLB akhir pekan lalu.

Analis Valbury Asia Securities Budi Rustanto mengatakan, masuknya Lazard tidak akan mempengaruhi kinerja SMGR karena porsi kepemilikan sahamnya yang kecil. Ia justru lebih menyoroti rencana SMGR melakukan ekspansi ke luar negeri. Ia yakin, langkah ini akan berdampak positif terhadap kinerjanya produsen semen asal Gresik ini. "Pasar semen nasional hampir penuh dan persaingannya semakin ketat," katanya.

Ia merekomendasikan beli saham ini dengan target harga Rp 9.500 per saham. Jumat (25/6) lalu, harga saham SMGR Rp 8.500 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×