kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Layanan naik 40%, Link Net (LINK) melihat health tech sebagai segmen prospektif


Jumat, 16 Juli 2021 / 07:47 WIB
Layanan naik 40%, Link Net (LINK) melihat health tech sebagai segmen prospektif
ILUSTRASI. Link Net (LINK) melihat layanan kesehatan berbasis digital (health tech) sebagai segmen yang prospektif.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Link Net Tbk (LINK) melihat layanan kesehatan berbasis digital (health tech) sebagai segmen yang prospektif baik di saat maupun setelah pandemi. Penggunaan health tech naik pesat, seiring dengan meningkatnya minat masyarakat menggunakan layanan medis berbasis online (telemedicine) selama masa pandemi covid-19. 

Director of Enterprise Sales Link Net Agung Satya Wiguna mengungkapkan, pada tahun ini Link Net mendapat pertumbuhan layanan yang signifikan untuk menunjang tingginya aktivitas di sektor kesehatan. "Secara signifikan terdapat permintaan penambahan kapasitas, upgrade, dengan rata-rata terdapat kenaikan layanan sebesar 40%," ungkap Agung dalam Investor Daily Summit 2021, Kamis (15/7).

Pelanggan Link Net di sektor kesehatan terdiri dari sejumlah rumah sakit, klinik, dan platform health tech telemedicene. Di antaranya Siloam Hospital, Ciputra Hospital, RSUP Fatmawati, Mayapada Hospital, Rumah Sakit St. Carolus, RSPP, JEC, Homecare24, Erha Clinic, Guardian Health Beauty, hingga YesDok.

Menurut Agung, penggunaan teknologi dan konektivitas berbasis internet bisa secara signifikan menjawab tantangan sektor kesehatan di Indonesia. Mulai dari minimnya akses kesehatan, tidak meratanya rasio tenaga kesehatan (nakes), tantangan efisiensi sistem, hingga biaya kesehatan yang tinggi. 

Baca Juga: LINK Bidik 71.000 Pelanggan Baru

"Konsultasi kesehatan bisa dengan online (telemedicine), tidak harus datang ke rumah sakit. Pesan obat-obatan juga bisa di aplikasi, tidak usah datang ke apotek. Awareness masyarakat semakin tinggi, menjadi mudah dengan digitalisasi," ujar Agung.

Link Net, sambung Agung, siap menyokong investasi di sektor kesehatan berbasis digital dengan memberikan layanan teknologi dan konektivitas. Layanan yang disiapkan Link Net seperti internet nirkabel (wireless), fiber optik, hingga platform cloud.

"Jadi setiap orang yang mau investasi dapat dipermudah. Karena kalau memikirkan harus siapkan server, aplikasi, itu jadi tidak fokus pada bisnisnya. Dari sisi IT dan konektivitas biar kami siapkan, investor fokus dengan apa yang ingin dilakukan membantu orang menjadi sehat," terang Agung.

Baca Juga: Link Net (LINK) alokasikan 10%-15% dari capex untuk pemeliharaan jaringan

Sebagai informasi, saat ini Link Net memiliki lebih dari 2,7 juta residential home-passes, sekitar 1,7 juta pelanggan residensial, 2.500 pelanggan korporasi termasuk sektor kesehatan, dan 200 pre-wired building/areas.

Dengan layanan yang tersebar di lebih dari 23 kota di Indonesia, Agung mengatakan, Link Net akan terus memperluas dan memperkuat jaringan hingga ke daerah terjauh seperti di Papua. "Karena tanpa konektivitas, digitalisasi tidak akan bisa jalan," pungkas Agung.

Baca Juga: Akan ada pergantian pengendali, Link Net pastikan fokus usaha tetap

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×