Reporter: Yoliawan H | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ini masuk musim rilis laporan kinerja keuangan semester I 2018. Beberapa emiten menunjukkan hasil kinerja yang baik dalam enam bulan terakhir, ini dapat menjadi katalis positif di tengah isu global yang mendera.
Muhammad Wafi, analis Bahana Sekuritas mengatakan, sentimen global yang masih hangat yakni perang dagang yang dimotori oleh Amerika Serikat (AS) dan China, ditambah lagi kebijakan bank sentral AS atau Federal Reserve yang diperkirakan bakal menaikkan bunga acuan melebihi ekspektasi pasar.
''BI masih konsisten akan mengambil kebijakan menaikkan suku bila diperlukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar, semestinya investor bisa melihat ini sebagai peluang untuk kembali masuk ke pasar keuangan Indonesia,'' ujar Wafi dalam riset, Rabu (25/7).
Dengan melihat perkembangan di global serta fundamental domestik, Bahana Sekuritas merekomendasikan beli saham BMRI dengan target harga Rp 9.500 dan saham BBCA dengan target harga Rp 27.600. BMRI memperlihatkan tren kinerja positif setelah mampu mengatasi masalah kredit bermasalah yang berdampak pada peningkatan laba bersih. Sedangkan, BBCA mampu mempertahankan biaya dana murah di tengah-tengah kenaikan suku bunga.
Selanjutnya, Ramayana Lestari Sentosa (RALS), Indofood Sukses Makmur (INDF) dan Erajaya Swasembada (ERAA) pun direkomendasikan. Bahana menargetkan harga RALS sebesar Rp 1.570 seiring dengan transformasi bisnis yang dilakukan oleh manajemen dalam setahun terakhir. INDF dipatok sebesar Rp 8.600, sejalan dengan menguatnya permintaan atas barang konsumsi bergerak cepat atau fast moving consumer goods (FMCG).
ERAA dipatok dengan target harga sebesar Rp 4.000 melihat prospek margin yang semakin baik ditopang oleh penjualan Samsung dan iPhone keluaran terbaru serta Xiaomi yang masih menjadi incaran masyarakat kelas menengah bawah.
ASII dengan target harga Rp 7.800 juga memiliki prospek positif karena mayoritas unit bisnisnya mengalami pertumbuhan yang cukup baik termasuk United Tractor (UNTR) dengan target harga Rp 41.100 yang ditopang oleh penjualan alat berat serta prospek industri pertambangan yang semakin baik dengan stabilnya harga komoditas global.
HMSP juga direkomendasikan beli dengan target harga Rp 4.400 dengan market share terbesar di industri rokok dan rata-rata harga penjualan rokok masih sesuai dengan daya beli masyarakat, margin HMSP diperkirakan lebih baik dibanding produsen rokok lainnya. EXCL dengan target harga Rp 4.000 juga cukup menjanjikan karena valuasi harga sudah berada di level terendah dibanding emiten telekomunikasi lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News