Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terus berupaya memperbaiki kinerja. Salah satunya melalui penghematan. Jika ini berhasil, GOTO tidak lagi mengurangi belanja operasional alias operational expenditure (opex) yang signifikan pada kuartal terakhir. Artinya perseroan ini siap mendorong pertumbuhan bisnis.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis menjelaskan, selama earnings call, manajemen GOTO fokus pada EBITDA yang disesuaikan (adjusted EBITDA), yang ditetapkan minus Rp 3,8 triliun sampai Rp 4,5 triliun untuk tahun 2023. Revisi ini pada dasarnya merupakan transisi menuju fleksibilitas belanja taktis, yang akan memungkinkan peningkatan investasi guna mengatasi meningkatnya persaingan nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV).
"CEO (GOTO) mengindikasikan GOTO telah memenuhi target penghematan tahunannya pada tahun 2023, dan menunjukkan tidak ada lagi pengurangan opex yang signifikan. Kami menganggap perubahan strategi ini masuk akal karena akan meminimalkan risiko perluasan operasi yang berlebihan di tengah persaingan yang ketat," kata Niko Margaronis, dalam risetnya, Kamis (2/11).
Niko mengatakan GOTO juga melakukan ekspansi ke live streaming untuk meningkatkan engagement dari pengguna. "Menurut kami ini positif karena memanfaatkan segmen pasar impulsif yang ditinggalkan oleh Tiktok Shop," ujarnya.
GOTO mencatatkan penurunan rugi bersih sebesar 53% secara year on year (yoy) menjadi Rp 9,55 triliun pada periode Januari-September 2023. Perbaikan kinerja bottom line ditopang oleh pendapatan bersih yang meningkat 32% menjadi Rp 10,51 triliun dari sebelumnya Rp 7,97 triliun. Sementara itu, seluruh beban mengalami penurunan signifikan seperti beban administrasi dan umum yang turun 57% menjadi Rp4,61 triliun serta beban penjualan dan pemasaran turun 47% menjadi Rp4,82 triliun.
Adapun beban iklan dan pemasaran dipangkas 53% menjadi tersisa Rp 1,5 triliun, dari periode yang sama tahun lalu Rp 3,27 triliun. Total beban GOTO turun 37% menjadi Rp19,31 triliun dari sebelumnya Rp30,73 triliun.
Baca Juga: Kompak, Harga Saham GOTO dan UNVR Menghijau di Penutupan Bursa Kamis (2/11)
Pencapaian ini membuat EBITDA yang disesuaikan GOTO pada periode 9 bulan pertama tahun ini juga membaik 71% menjadi minus Rp 3,75 triliun, dari periode yang sama tahun lalu minus Rp 12,88 triliun.
Secara kuartalan atau tiga bulan, induk Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial ini juga mencatat perbaikan EBITDA yang disesuaikan sebesar 74% menjadi minus R p942 miliar dari sebelumnya minus Rp4,32 triliun. Pendorongnya adalah peningkatan monetisasi dan optimalisasi insentif berkelanjutan.
"Untuk lebih mendiversifikasi portofolionya, Gojek memperkenalkan Goride Transit dan 'Goride Nego' untuk membuat efek flywheels GOTO sibuk bagi pengguna dan berpotensi mendapatkan GTV baru untuk Tokopedia melalui lebih banyak transaksi," ujarnya.
Selain itu, aplikasi Gopay kini diunduh sebanyak 5 juta kali dengan seperempat pengguna aktif bertransaksi di Gojek dan Tokopedia. Gopay mencatatkan pertumbuhan pinjaman sebesar 44% secara kuartalan menjadi Rp1,4 triliun dengan tingkat non performing loan (NPL) yang rendah. Niko mempertahankan rekomendasi beli saham GOTO dengan target harga Rp 98,
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News