kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Laku Keras, Pemerintah upsize target ORI-012


Jumat, 02 Oktober 2015 / 19:52 WIB
Laku Keras, Pemerintah upsize target ORI-012


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Obligasi negara ritel (ORI) seri 012 laku keras. Pemerintah pun berencana menaikkan target penyerapan ORI.

"Kami berencana untuk upsize target semula yang sebesar Rp 20 triliun," ujar Loto Srinaita Ginting, Direktur SUN Direktorat Jenderal Pengelolaan dan Pembiayaan Resiko Kementerian Keuangan, Jumat (2/10).

Namun, Loto enggan menyebut secara rinci besaran upsize yang akan ditetapkan pemerintah. Novi Puspita Wardani, Pelaksana Tugas Kepala Subdirektorat Pengelolaan Portfolio Surat Utang Negara (SUN) mengatakan pemerintah menerima permintaan ORI mencapai Rp 21,76 triliun per Jumat, akhir pekan.

Dengan demikian, permintaan ORI mencapai 108,78% dari target indikatif yang ditetapkan semula sebesar Rp 20 triliun. Dia merinci, mayoritas pemesanan berasal dari wilayah Jakarta sebesar 45,01%. Sedangan wilayah Indonesia Barat kecuali Jakarta mencapai 42,42%. "Serta Indonesia bagian Tengah dan Timur mencapai 12,57%," ujar Novi.

Sedangkan Loto mengatakan pemesanan ORI sudah melampaui target sejak Kamis (1/10). Di mana, total pemesanan mencapai Rp 20,371 triliun dengan total investor sebanyak 33.533 orang.

Saat itu, pemesan wilayah Jakarta tercatat Rp 9,229 triliun dengan jumlah investor 14.599 orang. Pemesan wilayah Indonesia bagian barat kecuali Jakarta mencapai Rp 8,55 triliun dengan jumlah investor 15.717 orang dan Indonesia bagian Tengah dan Timur mencapai Rp 2,58 triliun dengan jumlah investor 3.217 orang.

Corporate Secretary PT Bank Rakyat Indonesia Budi Satria mengatakan tengah meminta tambahan jatah penyerapan ORI sekitar Rp 20 miliar kepada pemerintah. "Sebab, jatah kami sebesar Rp 1,07 triliun sudah habis dipesan," kata Budi.

Vice President Wealth Management dan Investment Bank Negara Indonesia (BNI) Teddy Atmadja mengatakan pemesanan ORI yang masuk mencapai lebih dari Rp 3 triliun. Perusahaan menargetkan bisa memasarkan ORI sebesar Rp 4,4 triliun atau lebih besar ketimbang realisasi tahun lalu yang sebesar Rp 2,6 triliun.

Untuk mengejar target penjualan ORI sesuai kuota pemerintah, BNI akan memperkuat branding perusahaan sebagai agen penjual ORI. Selain itu, menurut Teddy, pihaknya akan melakukan komunikasi secara rutin kepada nasabah baik yang sudah menjadi investor ataupun calon investor.

Sis Apik Wijayanto, Direktur Bank Tabungan Negara (BTN) mengatakan hampir menghabiskan jatah dari pemerintah. Hingga Kamis, perusahaan menerima pemesanan ORI mencapai 72% dari target pemerintah. "Kami yakin akan terserap 100% hingga 15 Oktober 2015," tutur dia.

BTN melakukan road show ke sejumlah wilayah untuk menggenjot penjualan ORI. Diantaranya, Makasar, Surabaya, serta Medan. "Kami mengadakan event road show investor meeting, semacam kegiatan gathering," tutur Sis.

Perusahaan juga agresif melakukan penjualan dengan menghubungi nasabah yang telah memiliki portfolio surat berharga ataupun yang belum memiliki instrumen tersebut.

Pemerintah membuka masa penawaran ORI012 sejak 21 September hingga 15 Oktober 2015. Tanggal penjatahan ditetapkan pada 19 Oktober 2015. Sedangkan setelmen digelar pada 21 Oktober 2015.

Investor bisa memesan ORI012 dengan minimal investasi Rp 5 juta dan maksimum Rp 3 miliar. Masa holding period obligasi yang menyasar investor ritel tersebut mencapai dua bulan.

Para investor yang berminat dapat menghubungi 21 agen penjual yang tersebar di 27 kota seluruh Indonesia. Mulai dari pulau Sumatera, Jawa, hingga kawasan Indonesia Tengah dan Timur seperti Palu, Timika, Tahuna dan Sorong.

Agen penjual ORI012 terdiri dari Bank ANZ Indonesia, Bank Bukopin , Bank Central Asia, Bank CIMB Niaga, Citibank, N.A., Bank Danamon Indonesia, Bank DBS Indonesia, The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd, Bank Internasional Indonesia, Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank OCBC NISP, Bank Panin, Bank Permata, Bank Rakyat Indonesia, Standard Chartered Bank, Bank Tabungan Negara, Danareksa Sekuritas, Reliance Securities, Sucorinvest Central Gani serta Trimegah Securities. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×