Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih gagal menembus level psikologis 7.000.
Sepanjang perdagangan Kamis (7/9) misalnya, IHSG dominan bergerak di zona merah dan ditutup melemah 0,59% ke posisi 6.954,80.
Pengamat Pasar Modal dan Founder WH Project William Hartanto mengamati, koreksi kali ini wajar terjadi ketika IHSG gagal menembus resistance 7.000.
"Maka akan ada distribusi saham. Ini bisa berbentuk profit taking yang memicu pelemahan IHSG," katanya, Kamis (7/9).
Baca Juga: IHSG Terkoreksi 0,48% ke Level 6.921,8 di Sesi I Jumat (8/9), Mengekor Bursa Regional
Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto menambahkan, aksi profit taking memang masih rawan terjadi.
Mengingat IHSG sudah melaju kencang dari level 6.600 sejak akhir Juni.
Karena itu, pelemahan IHSG masih berupa koreksi wajar yang belum mengindikasikan adanya penurunan signifikan.
Hanya saja, ada sejumlah katalis yang berpotensi memengaruhi arah pasar.
Investor mencermati perkembangan data ekonomi Amerika Serikat (AS).
Ini akan menjadi pertimbangan keputusan suku bunga The Fed pada Federal Open Market Committee (FOMC) bulan ini.
Baca Juga: Ciptadana Sekuritas Pangkas Target IHSG pada Akhir Tahun 2023, Ini Alasannya
Pandhu memperkirakan potensi koreksi IHSG masih terbuka.
Karena itu, Pandhu melihat saham-saham perbankan big cap seperti BBRI, BBCA, BMRI, dan BBNI bisa jadi pilihan utama.
Sementara William menyematkan rekomendasi buy untuk saham INKP dan TKIM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News