kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Laju harga nikel disokong permintaan industri


Senin, 26 Februari 2018 / 17:00 WIB
Laju harga nikel disokong permintaan industri
ILUSTRASI. Komoditas nikel


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan harga nikel sejak awal tahun ini terus menguat. Sepanjang tahun berjalan, kenaikan harga komoditas logam industri ini sudah mencapai 9,48%. Nikel disokong kondisi fundamental.

Mengutip Investing.com, Senin (26/2) pukul 15.35 WIB, harga nikel kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) naik 1,69% ke level US$ 13.970 per metrik ton. Dibandingkan pekan lalu, harganya sudah naik sekitar 2,8%.

“Secara umum sentimen nikel masih positif. Permintaannya cukup tinggi,” ujar Andri Hardianto, analis PT Asia Tradepoint Futures kepada Kontan.co.id, hari ini.

Menurut Andri, sampai tahun 2025 nanti, permintaan nikel akan tumbuh hingga 2,5 juta per tahun. Permintaan dalam jangka pendek diproyeksikan datang dari industri baja. Apalagi beberapa negara kawasan Asia dan Amerika Serikat (AS) kini tengah fokus menggarap proyek infrastruktur. Kemudian untuk jangka menengah, permintaan berasal dari sektor otomotif yaitu kendaraan listrik.

Tak hanya permintaan, laju harga juga semakin didukung oleh keterbatasan pasokan. Produksi di sejumlah tambang nikel tengah terganggu. Hingga tahun 2021, diperkirakan rata-rata defisit nikel akan berada pada kisaran US$ 300.000 ton per tahun.

“Angka belanja modal industri nikel terus turun. Ini menunjukkan tidak adanya investasi baru,” paparnya.

Tambang Vale di Brasil telah mengumumkan akan memangkas produksi pada tahun ini. Dibanding tahun lalu, produksi nikel tahun ini diperkirakan akan turun 15% atau sebesar 45.000 ton.

Sumitomo Corp sebagai pemegang saham terbesar dalam tambang Ambatovy di Madagaskar juga memperkirakan produksi nikel halus akan turun dari 40.500 ton menjadi 33.400 ton hingga Maret 2018. Badai tropis melanda Madagaskar awal Januari lalu, menyebabkan kerusakan pada operasi nikel di tambang tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×