Reporter: Revi Yohana | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Harga minyak sawit mentah melandai, membuntuti permintaan yang merosot. Kontrak pengiriman crude palm oil (CPO) untuk Maret 2012 di Bursa Malaysia, Selasa (20/12) melemah 0,23% menjadi RM 3.013 per ton.
Pemicu penurunan adalah publikasi data ekspor CPO Malaysia selama Desember yang dikompilasi Societe Generale de Surveillance (SGS). Dalam hitungan SGS, ekspor CPO Malaysia merosot 10,5% year-on-year (yoy) selama 1 hingga 20 Desember.
Hitungan SGS itu tak berbeda dengan data Intertek. Menurut lembaga riset itu, ekspor CPO Malaysia selama 1-16 Desember hanya 668.235 ton, lebih rendah 16,6% yoy. "Penurunan ekspor menekan harga. Penjualan mungkin baru pulih di awal tahun depan," ujar Chung Yang Ker, Analis Phillip Futures Singapura, seperti dikutip Bloomberg, kemarin.
Prediksi Chung, penjualan CPO bisa kembali terangkat saat harga minyak kedelai naik di tahun depan, saat Amerika Selatan mengalami musim kering.
Tren harga CPO saat ini berlawanan dengan proyeksi para analis. Harga CPO kemarin, lebih rendah 16,95% daripada harga per awal tahun. Rekor harga terendah CPO di bursa Malaysia terjadi 7 Oktober lalu, senilai RM 2.796.
Analis Monex Investindo, Ariana Nur Akbar, menunjuk krisis Eropa sebagai penyebab kemerosotan permintaan CPO. Selain faktor Eropa, "Terjadi perang harga antara minyak sawit dengan minyak kedelai," ujar Ariana, kemarin. CPO dan minyak kedelai memang komoditas yang bisa saling menggantikan.
Penurunan harga CPO juga terjadi di China. Kontrak pengiriman CPO untuk sembilan bulan mendatang turun 0,13% menjadi 8.826 yuan per ton.
Ariana memperkirakan, tren pelemahan CPO akan berlanjut hingga kisaran RM 2.900, di akhir tahun. Proyeksi Ariana, di kuartal pertama tahun depan, harga CPO akan berada di kisaran RM 2.922-RM 3.049 per ton.
Pendapat berbeda datang dari Juni Sutikno, Analis Phillip Futures Indonesia. Juni memperkirakan harga minyak sawit masih akan stabil dengan pergerakan terbatas. Ia menilai, dampak negatif krisis utang Eropa terhadap permintaan CPO memang ada, namun terbatas.
Penurunan itu terjadi karena ada yang melepas posisinya. Ini faktor psikologis di akhir tahun. "Akan tetapi, harga masih di kisaran RM 3.000 per ton," ujar Juni, kemarin.
Ia memprediksi harga CPO akan berada di kisaran RM 2.970 hingga RM 3.100 per ton, akhir tahun nanti. Juni menambahkan, harga CPO sangat mungkin kembali ke RM 3.200 per ton pada awal tahun mendatang. Ia menyebut ada dua faktor yang bisa mengangkat harga CPO di awal tahun, yaitu kenaikan harga minyak kedelai dan perayaan Tahun Baru Imlek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News