Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra International Tbk (ASII) membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 233,48 triliun pada 2021. Pendapatan emiten otomotif ini meningkat 33% dari tahun 2020 yang senilai Rp 175,05 triliun.
Seiring dengan itu, laba bersih Astra International juga terdongkrak 25% menjadi Rp 20,19 triliun dari pada laba bersih tahun 2020 yang sebesar Rp 16,16 triliun. Kenaikan laba bersih dari divisi otomotif meningkat hingga 170% menjadi Rp 7,3 triliun.
Kenaikan kinerja divisi otomotif salah satunya karena mengalami peningkatan volume penjualan pada tahun 2021, terutama pada segmen kendaraan roda empat yang didukung oleh insentif sementara pajak penjualan barang mewah.
Baca Juga: Kinclong, Laba Bersih United Tractors (UNTR) Naik 71,2% Sepanjang 2021
Laba bersih dari divisi jasa keuangan juga meningkat 49% menjadi Rp 4,9 triliun pada tahun 2021, yang disebabkan oleh peningkatan kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumen dan asuransi umum.
Laba bersih dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi tumbuh sebesar 79% menjadi Rp 6,1 triliun, terdorong peningkatan penjualan alat berat Komatsu dan menguatnya harga batubara.
Adapun laba bersih dari Laba bersih divisi agribisnis naik 137% menjadi Rp 1,6 triliun, terutama disebabkan oleh peningkatan harga minyak kelapa sawit. Selanjutnya laba bersih dari divisi infrastruktur dan logistik mencatat kenaikan sebesar 53% menjadi Rp 69 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terutama disebabkan peningkatan kinerja dari PT Serasi Autoraya dan bisnis jalan tol.
Baca Juga: Astra International (ASII) Cetak Pertumbuhan Pendapatan 33% Sepanjang 2021
Laba bersih dari divisi teknologi informasi, PT Astra Graphia Tbk (ASGR), yang 76,9% sahamnya dimiliki ASII mengalami pertumbuhan meningkat 86% menjadi Rp 67 miliar, ditopang oleh peningkatan marjin operasional dan pendapatan bunga yang lebih tinggi. Divisi properti juga melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 26% menjadi Rp 117 miliar dibandingkan tahun sebelumnya.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo menilai, realisasi kinerja ASII sudah sesuai dengan ekspektasi. Dimana, tumbuhnya penjualan ASII ini didorong dari insentif PPnBM yang diberikan pemerintah pada 2021 lalu. Per Desember 2021, penjualan mobil secara nasional pun tumbuh 68,11% dan sejalan dengan ASII itu, divisi otomotif ASII mencetak pertumbuhan penjualan terbesar dibandingkan segmen yang lain.
“Seiring masih adanya insentif PPnBM dari pemerintah yang diperpanjang hingga September, hal ini masih akan dapat mendorong penjualan dari ASII tahun ini,” kata Azis, Jumat (25/2).
Baca Juga: Prospek Kinerja Masih Positif, Simak Rekomendasi Saham ASII
Meski demikian, Azis melihat pertumbuhan ini akan sedikit melambat karena adanya perbedaan insentif PPnBM pada 2022. Dilihat dari valuasi PER dan PBV, Azis mencermati saham ASII masih tergolong cukup murah untuk saat ini. ASII diperdagangkan 13,73 kali di bawah rata rata 5 tahun sebesar 14,4 kali, dan untuk PBV di 1,41 kali dengan rata rata 5 tahun 1,99 kali.
Untuk jangka pendek hingga menengah, Azis merekomendasikan trading buy untuk saham ASII dengan resistance di Rp 6.050-Rp 6.225 dan support di Rp 5.700-Rp 5.650.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News