kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba Melesat 129%, Berikut Rekomendasi Saham Dayamitra Telekomunikasi (MTEL)


Selasa, 15 Maret 2022 / 05:15 WIB
Laba Melesat 129%, Berikut Rekomendasi Saham Dayamitra Telekomunikasi (MTEL)


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk berhasil mencetak laba bersih Rp 1,4 triliun sepanjang tahun 2021. Hasil tersebut lebih tinggi 129,4% dibanding periode sama tahun 2020. 

Menurut hitungan Willy Suwanto Analis CGS CIMB Sekuritas dalam riset, hasil tersebut memenuhi 96% dengan prediksi yang dibuat oleh CGS-CIMB Sekuritas. Tapi realisasi tersebut menurut dia sudah memenuhi 100% oleh konsensus Bloomberg. "Ini jika diterjemahkan maka laba bersih MTEL pada semester 2 di tahun 2021 sebesar Rp 680,3 miliar atau naik 51,8% secara yoy pada periode sama tahun 2020," ujar dia dalam riset 10 Maret 2022.  

Sementara, EBITDA emiten yang kerap disebut dengan Mitratel sepanjang tahun 2021 sebesar Rp 5,2 triliun, angka ini naik 27,8% secara yoy dengan EBITDA margin sebesar 75,5%. Realisasi tersebut sejalan dengan perkiraan CGS CIMB Sekuritas atau memenuhi 102%. Sedangkan berdasarkan hitungan konsensus realiasasi tersebut 101% dari proyeksi konsensus analis dalam Bloomberg. 

Baca Juga: Saham Telkom Indonesia (TLKM) Diunggulkan, Ini Pemicunya

Kenaikan bottom line, emiten berkode saham MTEL ini sejalan dengan kenaikan pendapatan Rp 6,9 triliun atau naik 11% yoy. Kontributor utama pendapatan MTEL masih berasal dari Telkomsel yakni 52% dari pendapatan, angka ini lebih tinggi dari tahun 2020 yang sebesar 48% di tahun 2020. 

Sepanjang tahun 2021, MTEL telah menambah 796 tower dan net add 2.400 organic tenant. Mitratel juga memiliki strategi inorganic growth melalui akuisisi 8.100 tower Telkomsel berisi 8.200 tenant. Dimana 798 tower milik Telkom dengan 1.400 tenant. 

Pasca akuisisi maka MTEL akan memiliki 28.200 tower dan 42.600 tenant hingga akhir 2021. Dimana 58% berada di luar Jawa dengan tenancy ratio 1,41 kali. "Ini lokasi yang cocok untuk ekspansi para operator telekomunikasi melalui strategi colocation," jelas Willy dalam riset. 

Sepanjang 2022, manajemen MTEL menargetkan bisa membukukan kenaikan pendapatan 10% hingga 11%. Ini didukung dengan pertumbuhan tower secara organik sebanyak 750 tower dimana sebagian adalah tower milik Telkomsel. Dimana tingkat kolokasinya 3.000 - 4.000. 

Baca Juga: BMRI, MTEL, dan ARNA Akan Tebar Dividen, Simak Prospek Sahamnya Menurut Analis

MTEL juga tengah menanti tranfer menara milik Telkomsel sebanyak 3.000 terutama tower di luar Jawa. Rencananya transfer menara ini akan berlangsung pada semester II tahun 2022. Hitungan Willy, tiap menara akan dihargai Rp 1,3 miliar hingga Rp 1,4 miliar. 

Tak hanya itu, MTEL juga tengah bekerjasama dengan Alita, perusahaan fiber optik dengan 5.700 km dengan skema bagi hasil. 

Setelah IPO, Mitratel juga memiliki neraca keuangan yang kuat bahkan kini mengubah statusnya menjadi net cash, dengan cashflow dan level cash yang kuat. "Menurut kami MTEL bisa maintain debt level ke depan," kata Willy.

Karena itu, Willy memberi rekomendasi ADD pada saham MTEL dengan target harga di Rp 1.000. Rekomendasi tersebut memperhitungkan proyeksi kinerja sepanjang 2022 dan 2023. 

Hitungan CGS CIMB, pendapatan dan laba bersih MTEL bisa mencapai Rp 7,65 triliun dan Rp 1,83 triliun di sepanjang 2022. Sedangkan pada tahun 2023, ia memperkirakan pendapatan MTEL akan mencapai Rp 8,26 triliun dengan laba bersih Rp 2,03 triliun. 

Baca Juga: MTEL Menargetkan Pertumbuhan Pendapatan 10% di Tahun 2022

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×