Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berhasil mencatat kenaikan kinerja keuangan sepanjang kuartal pertama 2023.
Emiten pertambangan batubara ini membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 60,2 juta, naik 39,3% dari laba bersih di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 43,3 juta.
Kenaikan laba bersih ini sejalan dengan kenaikan pendapatan. Sepanjang kuartal pertama 2023, BUMI mencetak pendapatan US$ 454,9 juta, atau meningkat sebesar 30,0% dari realisasi pendapatan di kuartal pertama 2022 yang hanya US$ 349,9 juta.
Baca Juga: Kinerja Bumi Resources Minerals (BRMS) Naik pada Kuartal I, Ini Pendorongnya
Namun perlu dicatat, pendapatan ini berdasarkan laporan laba rugi dengan PSAK66. Di sini, BUMI tidak bisa mengkonsolidasikan Kaltim Prima Coal (KPC), tetapi hanya bisa menjadi ekuitas yang dipertanggungjawabkan 51% yang dimiliki oleh BUMI.
BUMI juga menyajikan laporan keuangan dengan memasukkan KPC untuk kepentingan investor, agar menjadi perbandingan sepadan dengan perusahaan batubara lainnya.
Hasilnya, BUMI membukukan pendapatan US$ 1,64 miliar, naik 19% dari pendapatan di periode yang sama tahun sebelumnya yakni US$ 1,37 miliar.
Dari sisi operasional, Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bumi Resources Dileep Srivastava mengatakan, sepanjang kuartal pertama 2023, BUMI membukukan volume penjualan sebesar 15,4 juta ton batubata, menurun 4% dari penjualan di periode yang sama tahun lalu sebesar 16,0 juta.
Secara rinci, penjualan KPC sebesar 10,7 juta ton (naik 3%) dan Arutmin Indonesia sebesar 4,8 juta ton (menurun sebesar 15%).
Baca Juga: Ini Jajaran Rekomendasi Saham dari Indo Premier Sekuritas untuk Pekan Ini
Dari sisi produksi, volume batubara yang ditambang pada kuartal pertama 2023 sebesar 16,1 juta ton, menurun 1,22% dari sebelumnya 16,3 juta ton pada kuartal pertama tahun lalu.
Untungnya, realisasi harga batubara di kuartal pertama 2023 berhasil naik 23% menjadi US$ 103,7 per ton dari sebelumnya US$ 84,5 per ton di tahun sebelumnya.