Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Perusahaan petromikia, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk meraup kinerja kinclong di awal tahun. Pendapatan dan laba bersih perusahaan berkode saham TPIA ini menikmati perbaikan margin petrokimia dan volume lebih tinggi dari ekspansi cracker ethylene.
Pada kuartal pertama 2017, pendapatan bersih TPIA mencapai US$ 632,7 juta. Capaian tersebut meningkat 77% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year) yang tercatat sebesar US$ 358,2 juta.
Peningkatan tersebut sebagian besar disebabkan oleh kenaikan volume penjualan sebesar 37% menjadi 554 kilo ton (KT) dari akhir Maret 2016 yang sebesar 405 KT.
Selain itu, juga ditambah dari peningkatan margin laba kotor sebesar 28% dibandingkan dengan tahun lalu. Margin kuat dihasilkan dari produk-produk Olefins dan Butadiene.
Dengan itu, laba kotor perusahaan akhir Maret naik hampir 3 kali lipat atau 185% dibandingkan dengan kuartal pertama 2016. Yakni mencapai US$ 176,3 juta dari sebelumnya US$ 61,9 juta.
Alhasil laba bersih Q1-2017 tercatat US$ 107,8 juta, tumbuh 181% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 38,4 juta.
Erwin Ciputra, Direktur Utama TPIA menyatakan strategi TPIA untuk meningkatkan kapasitas produksi dan diversifikasi portofolio produk memberikan nilai lebih tinggi, sehingga memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan industri petrokimia di Indonesia.
"Industri petrokimia pada dasarnya bersifat siklikal dan untuk sepanjang tahun 2017 yang tersisa, perusahaan akan fokus untuk mempertahankan utilisasi pabrik yang tinggi, menjalankan operasi yang aman dan mengoptimalisasi portofolio produk perseroan,” ujar Erwin dalam keterangan tertulis yang diterima KONTAN, Selasa (16/5).
Selain itu, TPIA juga memiliki sejumlah rencana ekspansi yang sedang dieksekusi maupun dalam perencanaan. Diantaranya seperti peningkatan kapasitas pabrik butadiene sebesar 37% menjadi 137 KTA (Kilo Ton per Anum). Kemudian debottlenecking pabrik Polypropylene menjadi 560 KTA dari 480 KTA.
Selain itu, perusahaan memiliki rencana pembangunan pabrik polyethylene baru dengan kapasitas sebesar 400 KTA, dan studi kelayakan kompleks petrokimia terintegrasi kedua di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News