Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Emiten yang bergerak di bisnis garmen, PT Pan Brothers Tbk (PBRX) gagal mempertahankan kinerja positif pada Kuartal III tahun ini. Penjualan PBRX merosot 4,3% year on year (yoy) menjadi US$ 252,7 juta. Beban penjualan yang melambung tinggi makin membuat kinerja PBRX seret.
Dalam laporan keuangan yang dirilis Selasa (4/11), beban penjualan PBRX naik 28,4% menjadi US$ 5,07 juta. Sementara beban umum dan administrasi membengkak hingga 17,36% menjadi US$ 14,68 juta. Alhasil laba operasi PRBX yang pada Kuartal III 2013 lalu bisa mencapai US$ 13,71 juta, hanya mampu tercatat US$ 8,7 juta pada periode yang sama tahun ini.
Perseroan juga tertekan rugi selisih kurs yang mencapai US$ 2 juta. Padahal pada Kuartal III tahun lalu perseroan membukukan laba kurs US$ 1,1 juta. Dari tekanan itu, PBRX menuai penurunan laba bersih hingga 37,24% menjadi US$ 5,3 juta.
Penjualan lokal PBRX sebenarnya tumbuh lumayan kencang mencapai 86,6% yoy dari US$13,19 juta menjadi US$ 24,62 juta. Namun, apa daya, penjualan lokal tak berkontribusi banyak terhadap total penjualan perseroan. Penjualan ekspor yang berkontribusi mencapai 90% dari total penjualan kotor malah turun 9% dari US$ 250,9 juta menjadi US$ 228,2 juta.
Tahun ini, PBRX memacu kinerja dengan membangun empat pabrik garmen baru. Keempat pabrik itu berada di Boyolali, Jawa Tengah. Perseroan membangun pabrik tersebut melalui kerjasama patungan bersama dengan Mitsubishi Corporation Jepang.
Kedua perusahaan itu lantas membentuk PT Eco Smart Garment Indonesia, sebagai manajemen pengelola keempat pabrik tersebut. Biaya investasi pabrik ini Rp 300 miliar. Dana ini menjadi bagian dari alokasi belanja modal alias capital expenditure (capex) 2014 sebesar Rp 400 miliar. Sisa Rp 100 miliar capex akan digunakan untuk meremajakan, merawat dan meningkatkan teknologi mesin. Pabrik itu akan beroperasi penuh di akhir tahun.
Tahun depan, PBRX juga akan membangun dua pabrik baru lagi dan satu pabrik baru lainnya akan dibangun pada tahun 2016. Sehingga, dalam waktu dua tahun mendatang, perseroan akan memiliki tujuh pabrik baru dengan kapasitas produksi garmen polo shirt mencapai 92 juta potong. Saat ini, kapasitas produksi polo shirt perusahaan masih 42 juta potong dengan tingkat utilitas 80% hingga 85%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News