kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Laba bersih London Sumatra (LSIP) merosot 54% pada tahun lalu


Kamis, 28 Februari 2019 / 17:58 WIB
Laba bersih London Sumatra (LSIP) merosot 54% pada tahun lalu


Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) membukukan kinerja yang kurang memuaskan di akhir 2018. LSIP mencatatkan laba bersih Rp 311,36 miliar atau turun 54,81% secara year on year (yoy) dari tahun sebelumnya Rp 733,31 miliar.

Dari sisi operasional, LSIP mencatat kenaikan produksi yang kuat. Pada 2018, produksi tandan buah segar (TBS) inti meningkat 18,5% yoy menjadi 1,51 juta ton.

Peningkatan produksi TBS milik emiten yang juga dikenal dengan nama Lonsum ini berasal dari Kalimantan Timur dan Sumatra Selatan seiring dengan implementasi manajemen panen yang lebih baik serta peningkatan kondisi dan jalan kebun secara umum.

Produksi CPO pada 2018 meningkat 16,4% year on year menjadi 453.168 ton. Pada kuartal IV 2018, produksi TBS inti meningkat 29,6% year on year dan total produksi CPO meningkat 28,8% yoy.

Namun, penurunan harga jual rata-rata dari produk sawit (CPO & PK) dan karet berdampak pada total penjualan dan laba emiten grup Salim ini. Penjualan Lonsum pada 2018 mencapai Rp 4,02 triliun atau turun 15,2% yoy. Kontribusi produk sawit terhadap total penjualan mencapai 91% diikuti oleh karet sekitar 5% dan benih bibit sawit sekitar 2%.

Presiden Direktur LSIP Benny Tjoeng mengatakan, Lonsum mencatat pertumbuhan produksi yang kuat, baik produksi TBS inti dan total CPO. "Namun, Lonsum menghadapi penurunan harga komoditas terutama harga produk sawit dan karet yang berdampak pada kinerja," kata Benny dalam keterbukaan informasi, Kamis (28/2).

Adapun harga CPO Lonsum pada semester II 2018 berada pada posisi terendah dalam kurun beberapa tahun terakhir dan pada 2018 harga CPO turun 16%.

Benny pun menambahkan, industri perkebunan diperkirakan tetap kompetitif dan menantang. "Lonsum akan terus memperkuat posisi keuangan, fokus pada praktik-praktik agrikultur yang baik serta meraih potensi pertumbuhan sehingga mampu mengatasi tantangan-tantangan di masa depan," imbuhnya.

Dari sisi fundamental keuangan, Lonsum membukukan total aset mencapai Rp 10,03 triliun pada akhir 2018 atau meningkat 2% dari akhir 2017 sebesar Rp 9,85 triliun. Posisi kas sebesar Rp 1,66 triliun atau naik 2% dari Rp 1,63 triliun di akhir 2017. Liabilitas Lonsum juga naik 5% secara tahunan menjadi Rp 1,70 triliun pada akhir tahun lalu. Ekuitas juga tercatat naik 1,2% menjadi Rp 8,33 triliun pada akhir 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×