Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indika Energy Tbk (INDY) mencetak kinerja keuangan yang impresif sepanjang semester I-2022. Emiten pertambangan batubara ini membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 200,65 juta di enam bulan pertama 2022.
Asal tahu saja, laba bersih Indika Energy itu melejit 1.572% dari laba bersih yang direalisasikan pada periode yang sama tahun lalu, yang hanya US$ 12,00 juta.
Alhasil, laba per saham dasar INDY juga terkerek menjadi US$ 0,0385, dari hanya US$ 0,0007 di semester I-2021.
Kenaikan laba bersih ini sejalan dengan pendapatan Indika Energy yang menanjak di periode Januari-Juni 2022. Sepanjang enam bulan pertama 2022, INDY membukukan pendapatan US$ 1,93 miliar atau melesat 66,5% dari US$ 1,16 miliar pada Juni 2021.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham PTPP, MIKA, TOWR untuk Hari Ini (9/8), IHSG Berpeluang Menguat
Ada sejumlah aspek yang mendorong kinerja INDY sepanjang enam bulan pertama 2022.
Azis Armand, Wakil Direktur Utama dan Group CEO Indika Energy mengatakan, peningkatan kinerja anak-anak perusahaan, serta peningkatan harga batubara, telah mendongkrak kinerja Indika Energy dengan signifikan.
Peningkatan pendapatan terutama berasal dari anak usaha INDY, yakni PT Kideco Jaya Agung (Kideco), yang didorong oleh kenaikan harga jual rata-rata batubara sebesar 86,7% menjadi US$ 89,2 per ton pada enam bulan pertama 2022.. Kideco mencatatkan volume penjualan batubara sebesar 17,0 juta ton di periode ini.
Dari volume tersebut, Kideco memasarkan 4,9 juta ton atau 29% untuk pasar domestik, melebihi aturan Domestic Market Obligation (DMO) batubara sebesar 25%. S
ementara itu volume penjualan batubara untuk pasar ekspor mencapai 12,1 juta ton dengan negara tujuan China, India, dan negara-negara Asia Tenggara lainnya
Peningkatan pendapatan juga dikontribusikan oleh anak usaha INDY lainnya, yakni PT Indika Indonesia Resources yang mencatat kenaikan pendapatan sebesar 138,1% menjadi US$ 377,3 juta. Kenaikan ini didorong oleh kenaikan harga jual rata-rata batubara di PT Multi Tambang Jaya Utama (MUTU) dan perdagangan batubara.
Pendapatan MUTU naik 73,4% menjadi US$ 122,9 juta di enam bulan pertama 2022, dikarenakan kenaikan harga jual rata-rata batubara sebesar 136,6% menjadi US$ 194,6 per ton.
Di sisi lain, volume penjualan turun 26,7% menjadi 0,6 juta ton sebagai dampak dari larangan ekspor batubara di Januari 2022 serta tantangan di aspek pengangkutan.
Anak usaha lainnya seperti perusahaan logistik terintegrasi PT Interport Mandiri Utama (Interport) dan PT Tripatra juga berkontribusi positif terhadap meningkatnya pendapatan INDY.
Pendapatan Interport meningkat 15,6% menjadi US$ 16,8 juta, dimana sebanyak US$ 13,0 juta di antaranya berasal dari terminal penyimpanan bahan bakar PT Kariangau Gapura Terminal Energi (KGTE).
Pendapatan Tripatra juga meningkat sebesar 39,3% menjadi US$ 134,1 juta pada enam bulan pertama 2022, terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan proyek BP Tangguh dan proyek baru seperti Star Energy Geothermal Salak dan Cabott.
Azis mengatakan, kinerja sepanjang enam bulan pertama 2022 melampaui target yang ditetapkan. INDY juga telah menyelesaikan tender offer atas Surat Utang 2024 dan 2025, sebagai bagian dari strategi manajemen liabilitas.
“Sebagai apresiasi kepada para shareholders yang telah mendukung pencapaian kinerja yang positif ini, INDY akan melakukan pembagian dividen interim sebesar US$ 40 juta di tahun ini,” tutur Azis, Selasa (9/8).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News