kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Laba bersih Darya Varia (DVLA) melorot 26,92% di tahun lalu


Rabu, 16 Juni 2021 / 08:05 WIB
Laba bersih Darya Varia (DVLA) melorot 26,92% di tahun lalu


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -   JAKARTA. Emiten farmasi, PT Darya Varia Laboratoria Tbk (DVLA) mencatat penurunan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 26,92% menjadi Rp 162,07 miliar di tahun 2020.

Laba turun meski pendapatan DVLA meningkat tipis 0,55% atau setara Rp 1,82 triliun dibandingkan dengan pendapatan tahun sebelumnya sebesar Rp 1,81 triliun.

Wakil Direktur Utama DVLA Ian Kloer mengatakan, kinerja DVLA sedikit banyak dipengaruhi oleh sulitnya mendapatkan pasokan bahan baku obat akibat Covid-19 gelombang pertama di China, India dan Italia.

Ketiga negara tersebut, memang menjadi sumber bahan baku mayoritas dari produksi obat DVLA.

"Kondisi tersebut juga diperburuk dengan manufacturing yang lumpuh dalam gelombang pertama Covid-19. Sehingga untuk menyikapinya, kami cepat mengamankan pasokan pembuatan vitamin dan suplemen di awa tahun ini," ujarnya dalam paparan publik yang berlangsung virtual, Selasa (15/6).

Baca Juga: Perkuat kinerja, Darya Varia (DVLA) gencar jualan multivitamin hingga remdisivir

Ian melanjutkan, untuk meringankan kesulitan tersebut pula, DVLA mendorong penjualan produk suplemen ke Filipina dan Myanmar. Di negara tersebut, DVLA menjual produk seperti Enervon Active.

Pendapatan DVLA antara lain disumbang dari lini pihak ketiga dan berelasi yang terdiri dari obat resep dan bebas. Di segmen ini, DVLA mengantongi pendapatan Rp 1,81 triliun. Perolehan lini ini meningkat 1,68% dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar Rp 1,78 triliun.

Adapun lini jasa maklon yang terdiri dari pihak ketiga dan berelasi turun cukup signifikan yakni 60,93% atau hanya sekitar Rp 12,83 miliar dari Rp 32,84 miliar di 2019. DVLA menyebut, penurunan tersebut dipengaruhi penurunan kunjungan masyarakat ke rumah sakit di masa Covid-19.

Namun demikian, sepanjang 2020 DVLA masih mampu menduduki posisi top of mind yakni sebesar 18% di pasar farmasi dalam negeri. Posisi tersebut melampui Kalbe Farma yang menguasai pasar 16% dan Dexa Medika sebesar 14%.

Selanjutnya: Renovasi gudang dan produksi obat baru, Darya Varia (DVLA) siapkan capex Rp 134 M

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×