kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba bersih Bank Mandiri (BMRI) lewati konsensus, ini alasan Mirae beri saran jual


Rabu, 10 Juni 2020 / 06:30 WIB
Laba bersih Bank Mandiri (BMRI) lewati konsensus, ini alasan Mirae beri saran jual


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk melaporkan pertumbuhan laba bersih di kuartal 1 di tahun ini. Realisasi laba tersebut lebih tinggi dari proyeksi yang dibuat oleh Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan konsensus masing-masing sebesar 118% dan 128,3%. 

Pada kuartal pertama tahun 2020, Bank Mandiri membukukan laba bersih Rp 7,92 triliun atau naik 9,4% secara year on year (yoy). Kenaikan tersebut karena pendapatan bunga bersih tumbuh 8% secara yoy dan pendapatan non bunga yang meningkat 23,9%. Biaya kredit BMRI juga stabil 1,3% di kuartal 1 tahun 2020 dari periode sama tahun 2019 sebesar 1,2%. Tetapi, biaya kredit akan naik di akhir tahun ini. 

Baca Juga: Bank Mandiri klaim likuiditasnya saat ini masih sehat

Manajemen BMRI sangat berhati-hati di tahun ini karena pandemi virus corona Covid 19. BMRI juga merevisi target tahun ini. 

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Lee Young Jun dalam riset 9 Juni 2020 pun mengaku tetap berhati-hati meski melihat kinerja kuartal 1 Bank Mandiri melebihi ekspektasi. "Kami menurunkan rekomendasi kami dari hold menjadi sell dengan target sedikit lebih tinggi dari Rp 4.240 per saham menjadi Rp 4.350 per saham," terang dia dalam riset. Hingga kemarin saham BMRI ditutup di Rp 5.275 per saham, naik 0,48% dari hari sebelumnya. 

Di kuartal pertama tahun ini, pertumbuhan kredit BMRI 10,7% secara tahunan. Sementara setoran tumbuh 10,8% didorong pertumbuhan akun yang naik 36,8%. Saat ini, Bank Mandiri fokus stabilisasi sumber pendanaan dan kualitas aset. 

Efek dari pandemi virus corona Covid 19, Bank Mandiri merevisi target kredit dari tumbuh 8%-10% di tahun ini akan sedikit kontraksi. "Kami memperkirakan tumbuh 3,9% secara tahunan," proyeksi Lee Young Jun. Pertumbuhan kredit segmen korporasi masih akan mendominasi. 

Baca Juga: Bank Mandiri (BMRI) telah restrukturisasi Rp 99 triliun kredit terdampak covid-19

Pada tahun ini, Lee Young Jun memperkirakan, Bank Mandiri akan mengalami kontraksi margin bunga bersih alias net interest margin (NIM). Hal ini sejalan dengan pertumbuhan kredit yang lebih rendah. Ia memperkirakan, NIM Bank Mandiri akan turun menjadi 5,2% dari 5,5% di kuartal 1 tahun 2019. 

Tapi, Lee memperkirakan, biaya dana akan turun 10 bps secara tahunan menjadi 3%. Sedangkan hasil kredit turun 47 bps secara tahunan menjadi 8,5%. Untuk mengelola NIM, manajemen BMRI akan fokus mempertahankan rasio CASA yang lebih tinggi. 

Suku bunga acuan menurun dan pinjaman yang direstrukturisasi, manajeman Bank Mandiri memperkirakan NIM akan turun menjadi 4,4%-4,6% dari sebelumnya target sebelumnya 5,4%-5,6% di tahun ini. "Kami pikir revisi tersebut cukup masuk akal dan sejalan dengan asumsi kami bahwa NIM akan turun 80 bps secara tahunan di tahun 2020," kata Lee Young Jun. 

Biaya kredit di kuartal 1 tahun 2020 akan stabil dan secara bertahap meningkat di tahun ini. Pada kuartal 1 tahun ini, biaya kredit di 1,3% atau naik 10 bps secara tahunan. NPL juga turun 48 bps secara yoy. 

Baca Juga: Ini sektor yang jadi tumpuan kredit Bank Mandiri (BMRI) di tengah pandemi corona

Manajemen merevisi biaya kredit akan naik dari 1,2%-1,4% menjadi 2,5%-3% sesuai dengan kualitas aset yang memburuk lantaran efek pandemi virus corona Covid 19. 

Pada 5 Juni 2020, total pinjaman yang direstrukturisasi dan telah disetujui sebesar Rp 99 triliun dengan pipeline mencapai Rp 123,1 triliun. Manajemen BMRI bahkan memperkirakan potensi pinjaman yang direstrukturisasi lebih dari Rp 200 triliun. Tetapi BMRI menghindari kasus terburuk jika pemerintah dampak negatif Covid 19. 

"Kami merevisi biaya kredit kami dari 36 bps menjadi 46 bps di tahun 2020, seperti menyesuaikan pendapatan BMRI yang diperkirakan akan turun 16,2% di tahun ini. Proyeksi penurunan pendapatan yang kami buat lebih besar dari estimasi sebelumnya turun 13,5% secara yoy," terang Lee Young Jun seperti dikutip dalam riset. 

Mirae Asset Sekuritas menaikkan target harga BMRI di tahun ini karena biaya ekuitas yang lebih rendah. Tapi kenaikan harga baru-baru ini membuat Lee menyarankan jual. 

Baca Juga: Laba bersih Bank Mandiri naik 9,4% menjadi Rp 7,9 triliun di kuartal I 2020

Hingga akhir tahun ini, laba bersih BMRI diperkirakan menjadi Rp 23,04 triliun dari tahun 2019 sebesar Rp 27,48 triliun. Sedangkan net interest income akan turun menjadi Rp 54,94 triliun dari Rp 59,44 triliun di 2019. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×