Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. PT Astra International Tbk (ASII) membukukan penurunan laba sepanjang sembilan bulan pertama 2013 sebesar 8%. Di akhir September 2013, laba bersih induk Grup Astra ini tercatat sebesar Rp 13,5 triliun.
Seiring dengan itu, pendapatan ASII pun turun tipis, sebesar 1% menjadi Rp 141,8 triliun. Dari enam lini bisnis yang dilakoni Astra, hanya dua yang mengalami kenaikan laba. Bahkan, divisi otomotif yang menjadi andalan mengalami penurunan laba sebesar 5%. Laba dari divisi ini sebesar Rp 6,9 triliun.
"Meskipun volume penjualan otomotif dalam kondisi baik, pendapatan perseroan masih dipengaruhi ketatnya kompetisi di pasar mobil," ujar Prijono Sugiarto, Presiden Direktur Astra International dalam pernyataan resminya.
Selanjutnya, laba divisi alat berat dan pertambangan juga merosot 23% menjadi Rp 2,1 triliun. Divisi agribisnis yang diwakili PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) pun mengalami keterpurukan akibat longsornya harga minyak sawit mentah (CPO). Laba bersih divisi ini anjlok 45% menjadi Rp 726 miliar.
Segendang sepenarian, laba divisi infrastruktur dan logistik pun turun 28% menjadi Rp 339 miliar. Kenaikan laba dua divisi bisnis, yakni jasa keuangan dan teknologi informasi (TI) tidak mampu menopang laba bersih Grup yang dibangun oleh mendiang William Soeryadjaya ini.
Laba bisnis jasa keuangan Astra mengalami peningkatan 17% pada akhir September 2013 dibanding periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 3,3 triliun. Adapun, divisi TI naik 23% year-on-year (yoy) menjadi Rp 101 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News