Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) membukukan penurunan pendapatan bersih dan juga laba bersih pada semester I-2020.
Mengutip laporan keuangan, ANTM membukukan penurunan pendapatan hingga 36,04% menjadi Rp 9,22 triliun di semester I-2020 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp 14,42 triliun. Sementara itu, ANTM membukukan laba bersih Rp 84,82 miliar sepanjang enam bulan pertama 2020. Realisasi ini turun 80,18% dari laba bersih semester I-2019 yang mencapai Rp 428 miliar.
Meski demikian, capaian ANTM pada kuartal II-2020 membaik bila dibandingkan dengan kuartal pertama 2020 dimana kala itu ANTM merugi hingga Rp 281,83 miliar.
Baca Juga: Laba bersih Aneka Tambang (ANTM) di semester I-2020 anjlok 80% ke Rp 84,82 miliar
Stefanus Darmagiri, Analis Danareksa Sekuritas menilai capaian ANTM pada kuartal II-2020 berada di atas ekspektasinya. Capaian pendapatan pada kuartal kedua lebih rendah akibat dari volume penjualan emas yang lebih rendah (-44,7% secara kuartalan) yang diakibatkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sehingga mengakibatkan ANTM menutup sementara beberapa butik emasnya di kuartal kedua.
Stefanus menilai, pulihnya laba bersih ANTM pada kuartal kedua disebabkan oleh dua hal, yakni kinerja divisi nikel yang solid dengan volume penjualan feronikel yang lebih tinggi dan dimulainya kembali penjualan bijih nikel di pasar domestik.
Divisi nikel melaporkan marjin bersih di kuartal kedua 2020 yang lebih baik, yakni sebesar 18,9% (berbanding dengan 13,7% di kuartal I-2020).
Kinerja ANTM pada kuartal II-2020 juga terdorong keuntungan selisih nilai tukar (forex) sebesar Rp 204 miliar. Hal ini berbanding terbalik dengan kerugian forex yang dialami ANTM pada kuartal I-2020 yang mencapai Rp 362 miliar.
ANTM mengharapkan naiknya produksi feronikel sebesar 5,0% yoy menjadi 27.000 ton untuk tahun 2020 ini, yang didukung oleh utilisasi yang lebih tinggi di pabrik feronikel Pomalaa.
“Meskipun demikian, produksi bijih nikel diperkirakan masih akan turun sebesar 60,0% secara year-on-year (yoy) menjadi 4,2 juta wet metric ton (wmt) pada tahun ini,” tulis Stefanus dalam riset, Selasa (4/8).
Baca Juga: Ini saham-saham pilihan Samuel Sekuritas untuk perdagangan hari ini (3/8)
Stefanus mempertahankan rekomendasi beli saham ANTM dengan target harga yang lebih tinggi yakni Rp 900 per saham.
Stefanus memperkirakan harga nikel dan emas yang solid akan semakin meningkatkan penghasilan ANTM di kuartal III-2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News