Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) telah mencetak laba Rp 5,38 triliun atau tumbuh 1% secara tahunan (YoY). Dengan kinerja tersebut, investor tampaknya tak merespon positif.
Hal tersebut tercermin pada pergerakan saham BBNI yang mengalami koreksi pada perdagangan Senin (28/4). Saham BBNI turun 0,24% dari harga akhir pekan lalu menjadi Rp 4.190 per saham.
Namun, jika dilihat sebulan terakhir, BBNI sedang dalam tren positif. Pasalnya, saham bank berlogo 46 ini tercatat naik 3,97% dalam sebulan terakhir.
Dalam riset terbarunya, analis Mirae Asset Sekuritas Handiman Soetoyo dan Richard Ananda Gunawan mengungkapkan laba bersih BBNI secara umum sejalan dengan ekspektasi konsensus yaitu mencapai 23,2% dari target kinerja sepanjang 2025.
Baca Juga: Saham BBNI dan BBTN Kompak Melemah Hari Ini (15/4), Simak Rekomendasi Analis
Meski demikian, ia melihat adanya peningkatan risiko, terutama terkait pertumbuhan pinjaman dan keberlanjutan Net Interest Margin (NIM). Terlebih, persaingan di segmen pinjaman korporasi semakin ketat, yang berpotensi menekan yield pinjaman lebih lanjut jika pertumbuhan dikejar secara agresif.
“Penurunan SOFR dan JIBOR turut menekan yield pinjaman korporasi,” tulis mereka dalam riset tersebut, Senin (28/4).
Sementara itu, mereka melihat kondisi likuiditas yang ketat dapat mendorong peningkatan Cost of Fund (CoF) lebih lanjut. Bank juga mengindikasikan bahwa Cost of Credit (CoC) mungkin sedikit meningkat dari 0,9% untuk menyesuaikan dengan panduan FY25 sekitar 1,0%, seiring dengan berkurangnya pembalikan dan percepatan pertumbuhan pinjaman.
“Mengingat tidak adanya katalis positif jangka pendek, kami mempertahankan pandangan netral hingga negatif terhadap saham ini dalam jangka pendek,” tambah mereka.
Baca Juga: Asik! BBNI Umumkan Bakal Bagi Dividen Senilai Rp 13,9 Triliun
Meski demikian, ia melihat konsensus tetap mempertahankan rekomendasi beli, dengan target harga 12 bulan sebesar Rp 5.517, yang mengimplikasikan potensi kenaikan sebesar 32,0%.
Sementara itu, analis Samuel Sekuritas Prasetya Gunadi dan Brandon Boedhiman dalam riset terbarunya mempertahankan rekomendasi hold untuk saham BBNI dengan target harga Rp 4.500 per saham, mencerminkan valuasi 1,1x PBV sepanjang 2025.
Dalam hal ini, mereka meyakini manajemen baru BBNI akan terus memperbaiki sistem manajemen risiko, khususnya untuk segmen wholesale dan UKM, sehingga memungkinkan lebih banyak penyaluran kredit ke aset berimbal hasil tinggi di masa depan.
Lebih lanjut, mereka bilang bahwa likuiditas tetap menjadi perhatian utama dalam jangka pendek, mengingat rasio LDR selama kuartal I/2025 mencapai 93,1%, yang mempertahankan CoF tetap tinggi dalam kondisi saat ini.
“Risiko utama terhadap rekomendasi kami termasuk CoC dan CoF yang lebih tinggi dari perkiraan, yang dapat semakin menekan NIM,” tandasnya.
Selanjutnya: Putin Umumkan Gencatan Senjata 3 Hari di Ukraina, Peringati 80 Tahun Kemenangan PD II
Menarik Dibaca: CLEO Genjot Daur Ulang Sampah Plastik Melalui Program Cleo Ecobin
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News