Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja bank besar yang tergabung dalam kelompok Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) IV tergerus dalam selama delapan bulan pertama tahun ini. Total laba bersih (bank only) tujuh bank yang tercatat dalam kelompok ini hanya membukukan laba bersih Rp Rp 53,3 triliun, anjlok sebesar 26,4 % dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year/YoY).
Namun, tidak semua bank di kelompok ini mengalami penurunan laba secara tajam. Ada PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang masih tampil ciamik dengan mencatat pertumbuhan sebesar 2,8% YoY menjadi Rp 18,52 triliun di tengah pukulan Covid-19. Bank Panin juga masih tumbuh 3%.
Sedangkan BNI tercatat mengalami penurunan laba bersih Rp 49,7% YoY ke Rp 4,36 triliun, BRI merosot 40,17% ke Rp 13,41 triliun, Bank Mandiri tergerus 28,7% menjadi Rp 12 triliun, Bank Danamon anjlok 50,6% jadi Rp 1,16 triliun dan CIMB Niaga terkoreksi 17,2% jadi Rp 1,82 triliun.
Baca Juga: Kuartal III-2020, 12 bank pelaksana FLPP berkinerja di bawah 70%
Menurut Suria Dhama Kepala Riset Samuel Sekuritas, kinerja bank besar kuartal III tidak akan jauh berbeda dari di delapan bulan pertama tersebut. Sementara sampai akhir tahun, penurunan laba bank kelompok ini diperkirakan penurunannya akan melandai. "Total laba BUKU IV tetap akan turun, tetapi trennya akan membaik dari posisi kuartal III,"katanya pada Kontan.co.id, Rabu (21/10).
Melandainya penurunan laba itu, kata Suria, dibantu oleh tren penurunan biaya dana (cost of fund) dan adanya perbaikan performa perusahaan-perusahaan setelah pembatasan aktivitas ekonomi mulai diperlonggar.
Bagi Suria, kinerja BCA cukup menarik karena berhasil mencatat kenaikan laba di tengah tekanan pandemi setelah mampu menekan biaya dana. Menurut Suria, itu kemungkinan karena likuiditas bank cukup berlebih saat ini.
Dengan melihat kinerja BCA delapan bulan pertama, Suria melihat ada peluang bank ini masih bisa mencatat pertumbuhan laba tahun ini. Padahal sebelumnya, ia memprediksi akan ada penurunan laba bank swasta terbesar di tanah air ini sebesar 15% YoY.
Baca Juga: Kookmin dorong transformasi bisnis bukopin
Sementara Analis Mirae Asset Sekuritas Lee Young Jun memperkirakan, laba BNI dari Juli-September hanya akan mencapai Rp 1,1 triliun atau turun 75,3% YoY. "Penurunan ini sebagian besar didorong oleh biaya provisi yang tinggi dan pendapatan bunga bersih yang terus melambat," tulisnya dalam riset 20 Oktober 2020.
Sementara outstanding kredit BNI diperkirakan di periode itu tumbuh 1,5% dibandingkan kuartal sebelumnya karena terdorong program pemerintah. Namun, kredit segmen korporasi menurut Lee Young Jun akan stabil.
Mirae Asset Sekuritas menurunkan proyeksi laba BNI sepanjang tahun ini dari Rp 8,3 triliun menjadi Rp 6,1 triliun. Sedangkan RoE bank diperkirakan hanya 4,9%, turun dari prediksi sebelumnya 6,8%.