Reporter: Amailia Putri Hasniawati, |
JAKARTA. PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk (SQBB) bakal membukukan penurunan laba bersih sepanjang tahun ini. Penyebabnya adalah anjloknya perolehan pendapatan dari anak usahanya Bristol-Myers Squibb akibat kebijakan dari induk usahanya PT Pharmaceutical Co., Ltd.
"Diperkirakan penurunannya sekitar 28% dari tahun lalu," ujar Direktur Keuangan SQBB Adeel A Hasan di Jakarta, Kamis (23/12). Tahun lalu, perusahaan farmasi ini mencatatkan laba bersih sebesar Rp 131,25 miliar. Artinya, hingga akhir tahun 2010 laba bersih SQBB hanya Rp 94,50 miliar.
Jika melihat laporan keuangan perseroan di kuartal III 2010, terlihat, pendapatan lain-lain SQBB minus alias merugi Rp 203,32 juta. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, SQBB memperoleh Rp 117,09 juta dari pos yang sama. Terlebih, SQBB juga mengalami penurunan pendapatan bersih sebesar 40,7% dari Rp 336,66 miliar menjadi Rp 239,18 miliar. Hal itu membuat laba di periode Januari-September 2010 anjlok 41,3% dari periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 78,220 miliar.
Kendati demikian, tahun depan Adeel optimistis SQBB akan membukukan pendapatan positif. Seiring dengan ditingkatkannya produksi, maka perusahaan yang memproduksi obat Tempra dan Counterpain itu diharapkan bisa mendongrak fulus."Diharapkan sales bisa tumbuh 10% hingga 11%," ungkapnya.
Untuk meningkatkan produksi itu dan biaya perawatan lainnya, SQBB mengalokasikan belanja modal senilai US$ 1,4 juta atau sekitar Rp 12,6 miliar. Capex yang mini itu akan diambil dari kas internal.
Hingga September 2010, kas dan setara kas SQBB tercatat Rp 79,92 miliardengan saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya Rp 165,57 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News