Reporter: Widiyanto Purnomo | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Rupiah semakin terpuruk. Selama sepekan rupiah tertekan dan bergerak di level Rp 13.000 per dollar Amerika Serikat (AS). Kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat (13/3) melemah 0,11% dari hari sebelumnya menjadi Rp 13.191 per dollar AS. Rupiah selama sepekan melemah 1,57%.
Sementara itu di pasar spot, rupiah melemah 0,16% menjadi Rp 13.205 per dollar AS. Sedangkan, selama sepekan melemah 1,73%
Research & Analyst Divisi Treasury PT Bank Negara Indonesia Tbk Trian Fatria menilai, selama sepekan ini rupiah banyak mendapat tekanan dari faktor global. Pengaruh membaiknya kondisi perekonomian AS menjadi faktor dominan. Belum lagi adanya kontradiksi kebijakan beberapa Bank Sentral Negara maju yang menurunan suku bunga, namun The Fed malah bersiap menaikan suku bunga juga turut berpengaruh.
“Kedua faktor tersebut menguatkan dollar AS sehingga kembali menekan rupiah,” kata Trian
Untuk pekan depan, Trian memprediksi jika rapat BI pada (17/3) menghasilkan keputusan untuk kembali menurunkan suku bunga, maka rupiah diperkirakan akan makin lemah. “Dana asing akan keluar dan mencari negara yang memberikan yield lebih tinggi. Dampaknya pelaku pasar akan membeli dollar AS, sehingga rupiah akan kembali tertekan,” kata Trian.
Research & Analyst PT Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra menambahkan, pelemahan rupiah selama sepekan juga dipengaruhi oleh faktor dalam negeri. “BI sempat menyebutkan melemahnya rupiah merupakan hal normal, sehingga ini membebani rupiah,” kata dia.
Selama sepekan depan, Putu memprediksi rupiah bisa bergerak stabil dengan asumsi The Fed dalam rapatnya pekan depan masih bersabar untuk menaikkan suku bunga acuan. “Kalau The Fed masih bersabar, kemungkinan dollar masih bisa terkoreksi dan ada peluang rupiah kembali menguat,” katanya.
Berdasarkan hal tersebut Putu memprediksi rupiah sepekan depan bergerak di kisaran Rp 13.000-Rp 13.320 per dollar AS. Sedangkan Trian memprediksi rupiah sepekan ke depan bergerak di kisaran Rp 13.100-13.200 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News