Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki akhir tahun, rupiah berhasil membukukan kinerja positif. Pada perdagangan hari ini, Rabu (30/12), rupiah di pasar spot berhasil menguat 0,57% ke level Rp 14.050 per dolar Amerika Serikat (AS). Pada hari sebelumnya, rupiah masih berada di level Rp 14.130 per dolar AS.
Setali tiga uang, di kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah juga mencatatkan penguatan pada hari ini. Mata uang Garuda ini ditutup pada level Rp 14.105 per dolar AS atau terapresiasi 0,45% dibanding penutupan sebelumnya.
Sepanjang 2020, kurs rupiah spot melemah 1,33% dari level Rp 13.866 per dolar AS pada akhir tahun lalu. Rupiah sempat menyentuh level paling lemah tahun ini pada Rp 16.575 per dolar AS yang tercapai pada 23 Maret 2020. Sedangkan level rupiah paling kuat tahun ini adalah Rp 13.583 per dolar AS pada 24 Januari 2020.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menuturkan, pada perdagangan hari ini, sentimen eksternal yang memengaruhi penguatan rupiah adalah berita soal Pemimpin Mayoritas Senat AS Mitch McConnell yang menunda pemungutan suara untuk meningkatkan jumlah stimulus AS. McConnell menunda pemungutan suara untuk meningkatkan jumlah cek stimulus dari US$ 600 menjadi US$ 2.000.
Baca Juga: Rupiah ditutup menguat ke Rp 14.050 per dolar AS di hari terakhir perdagangan 2020
“Kabar yang tengah diperhatikan pasar adalah pemilihan putaran kedua di Georgia yang akan menentukan apakah Demokrat atau Republik mengontrol Senat. Jika pemilihan menghasilkan kemenangan bagi Demokrat, ekspektasi kebijakan fiskal yang terus menerus akan membebani dolar AS,” ujar Ibrahim kepada Kontan.co.id, Rabu (30/12).
Sementara dari dalam negeri, Ibrahim menyebut sentimen yang cukup berpengaruh pada pergerakan rupiah adalah kabar pemerintah Indonesia yang berhasil meneken kontrak pengadaan vaksin dari AstraZeneca dan Novavax masing-masing 50 juta dosis.
“Dengan melihat perencanaan pemerintah yang optimistis akan imunisasi vaksin, maka pelaku pasar kembali gembira dan merespon positif terhadap pertumbuhan ekonomi ke depan yang akan kembali membaik dan arus modal asing kembali masuk dalam pasar finansial dalam negeri sehingga wajar kalau mata uang garuda di akhir tahun ditutup menguat mendekati 14.000 per dolar AS,” pungkas Ibrahim.
Baca Juga: IHSG melemah 0,95% ke 5.979 pada perdagangan terakhir tahun 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News