kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kurs Rupiah Loyo Dalam Sepekan, Ini Penyebabnya


Jumat, 19 April 2024 / 18:08 WIB
Kurs Rupiah Loyo Dalam Sepekan, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. Rupiah tertekan sepanjang pekan ini, dengan penurunan 2,16% dalam sepekan.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah tertekan sepanjang pekan ini, dengan penurunan 2,16% dalam sepekan. Jumat (19/4) rupiah spot ditutup di level Rp 16.260 per dolar Amerika Serikat (AS) atau melemah 0,49% dibanding hari sebelumnya Rp 16.179 per dolar AS.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, terdepresiasinya nilai tukar rupiah akibat rilis beberapa data indikator ekonomi Amerika Serikat (AS). "Data terkini AS menunjukkan ekonominya tetap solid dan naiknya tensi geopolitik di Timur Tengah yang meningkatkan risiko inflasi dunia," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (19/4).

Adapun berlanjutnya pelemahan hari ini sejalan dengan menguatnya indeks dolar AS kembali ke atas level 106. Hal tersebut akibat pernyataan sejumlah pejabat the Fed terkait dengan perkembangan kondisi ekonomi AS.

Presiden Fed Minneapolis, Neel Kashkari melihat adanya kemungkinan tidak terjadinya pemotongan suku bunga kebijakan hingga tahun 2025. Presiden Fed New York, John Williams, juga mengatakan bahwa kenaikan suku bunga kebijakan lanjutan bukan merupakan opsi utama kebijakan the Fed dalam pengendalian inflasi, tetapi dia mengungkapkan adanya kemungkinan hal tersebut dapat terjadi jika risiko inflasi AS tidak kunjung mereda.

Baca Juga: Loyo, Rupiah Spot Ditutup Melemah ke Rp 16.260 Per Dolar AS Pada Hari Ini (19/4)

Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong melanjutkan, perang di Timur Tengah juga turut membuat investor menghindari mata uang dan aset berisiko seperti rupiah. Dia memperkirakan sentimen the Fed dan geopolitik masih akan berlanjut hingga pekan depan.

Selain itu, investor mengantisipasi potensi Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga untuk meredakan tekanan pada rupiah. "Diperkirakan naik 25 bps," sebutnya.

Kemudian, investor juga menaikkan data perdagangan Indonesia di pekan depan, serta data ekonomi eksternal yaitu inflasi PCE AS yang akan dirilis Jumat.

Dia pun memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 16.100 per dolar AS-Rp 16.400 per dolar AS di pekan depan. Sementara Josua memproyeksikan rupiah di rentang Rp 16.100 per dolar AS-Rp 16.350 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×