Reporter: Aris Nurjani | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelamahan nilai tukar rupiah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi berlanjut hingga akhir tahun 2022. Mata uang Garuda bisa menembus Rp 16.000 per dolar AS.
Pada Selasa (1/11), kurs rupiah spot melemah 0,19% ke Rp 15.628 per dolar AS. Sementara, rupiah di pasar Jisdor melemah 0,32% menuju level Rp 15.647 per dolar AS.
Sementara, kurs rupiah dibuka melemah pada awal perdagangan Rabu (2/11). Mengutip Bloomberg pada pukul 09.06 WIB, rupiah di pasar spot melorot ke level Rp 15.655 per dolar AS.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, pergerakan rupiah kemungkinan bisa ke angka Rp 16.000 hingga akhir tahun, mengingat The Fed masih akan menaikan suku bunga.
Baca Juga: Rupiah Dibuka Melemah 0,17% ke Rp 15.655 Per Dolar AS pada Rabu (2/11) Pagi
"Kenaikan suku bunga BI belum dapat mengimbanginya, mengingat pemerintah masih memprioritaskan keseimbangan pertumbuhan," jelas Sutopo kepada Kontan.co.id, Selasa,(1/11).
Sutopo menyampaikan, nilai wajar rupiah saat ini berada di level Rp 15.500 untuk saat ini. Tapi sentimen ekonomi global yang masih negatif, menempatkan dolar sebagai pegangan.
"Penguatan rupiah juga akan berlaku dalam koridor koreksi ya mungkin di kisaran Rp 15.500 dalam waktu dekat, namun secara tren besar rupiah masih melemah," jelasnya.
Menurut Sutopo, penguatan nilai tukar rupiah berasal dari kondisi ekonomi yang membaik, di mana Bank Indonesia (BI) memiliki kekuatan untuk menaikkan suku bunga, tanpa memberikan dampak negatif.
Sutopo memperkirakan pada akhir tahun hingga semester I 2023 rupiah akan berada di level Rp 15.500 per dolar AS - Rp 16.000 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News