kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   6.000   0,39%
  • USD/IDR 16.200   -65,00   -0,40%
  • IDX 7.080   -2,93   -0,04%
  • KOMPAS100 1.048   -3,07   -0,29%
  • LQ45 822   1,36   0,17%
  • ISSI 211   -2,01   -0,94%
  • IDX30 422   2,45   0,58%
  • IDXHIDIV20 505   4,21   0,84%
  • IDX80 120   -0,32   -0,26%
  • IDXV30 123   -1,69   -1,35%
  • IDXQ30 140   1,02   0,74%

Kurs Rupiah Diperkirakan Volatil di Perdagangan Senin (2/12)


Minggu, 01 Desember 2024 / 14:15 WIB
Kurs Rupiah Diperkirakan Volatil di Perdagangan Senin (2/12)
ILUSTRASI. Proyeksi pergerakan nilai tukar rupiah untuk perdagangan hari Senin (2/12) mendatang


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kurs Rupiah diperkirakan volatil di perdagangan awal pekan, Senin (2/12). Data inflasi dan manufaktur bakal menjadi perhatian pelaku pasar.

Analis Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan, investor akan menghadapi banyak data-data ekonomi penting di awal pekan depan depan, baik dari internal maupun eksternal. Dari internal, investor akan disuguhkan data inflasi dan PMI Manufaktur. Sementara dari eksternal, data manufaktur PMI China dan ISM Manufaktur AS bakal menjadi sorotan.

Adapun data dari Biro Statistik Nasional China pada Sabtu (30/11) mencatat, purchasing managers' index (PMI) manufaktur China pada November 2024 mencapai 50,3. Catatan tersebut merupakan yang tertinggi dalam tujuh bulan dan naik dari perolehan Oktober 2024 sebesar 50,1

Hanya saja, Lukman menilai, PMI manufaktur AS mungkin masih akan solid mengingat data-data ekonomi AS yang masih kuat pada rilis-rilis sebelumnya. Data inflasi Indonesia juga diperkirakan akan menunjukkan inflasi tahunan kembali turun, sehingga memberikan tekanan pada BI dalam kebijakan tingkat suku bunga.

Baca Juga: Inflasi November 2024 Diprediksi Naik Jadi 0,30%, Ini Pendorongnya

‘’Rupiah akan bergerak merespon rilis data-data tersebut. Rupiah diperkirakan akan cenderung tertekan,’’ tutur Lukman kepada Kontan.co.id, Jumat (29/11).

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengamati, dolar AS masih kuat karena prospek jangka panjang untuk suku bunga AS tidak pasti. Hal itu mengingat tingkat inflasi masih jauh di atas target Fed sebesar 2%.

Pidato sejumlah Pejabat The Fed termasuk Ketua Jerome Powell di pekan depan, bakal menjadi perhatian pasar jelang keputusan suku bunga pada bulan Desember. Kebijakan ekspansif di bawah Trump juga diperkirakan akan mendukung inflasi dan suku bunga.

‘’Taruhan pada pemangkasan Desember terus berlanjut meskipun data terbaru menunjukkan ketahanan inflasi AS,’’ kata Ibrahim dalam risetnya, Jumat (29/11).

Sementara itu, Ibrahim berujar, Indeks manajer pembelian atau Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktur China memang telah diperkirakan akan menunjukkan pertumbuhan moderat untuk bulan kedua berturut-turut pada November. Proyeksi itu seiring Beijing mengeluarkan serangkaian langkah stimulus.

Pasar Tiongkok juga mengalami sedikit kelegaan menyusul laporan bahwa AS mungkin mengenakan sanksi yang tidak terlalu berat pada industri semikonduktor Tiongkok dibandingkan dengan proposal sebelumnya.

Dari domestik, daya beli masyarakat yang terjaga mendukung Rupiah. Hal itu menyusul rencana kenaikan PPN menjadi 12% kemungkinan besar ditunda dan memberikan potensi ditebarnya stimulus berupa subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Oleh karena itu, Ibrahim memperkirakan rupiah kemungkinan fluktuatif namun ditutup menguat di perdagangan Senin (2/12) pada rentang Rp 15.750 – Rp 15.850 per dolar AS. Sedangkan, Lukman memproyeksi rupiah akan melemah di rentang Rp 15.800 – Rp 15.900 pada Senin (2/12).

Baca Juga: Trump Terpilih Jadi Presiden AS, Ini Ancaman Bagi Perekonomian Global

Mengutip Bloomberg, Jumat (29/11), rupiah spot ditutup pada posisi Rp 15.847 per dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah tercatat menguat sekitar 0,16% secara harian dan naik 0,18% dari level akhir pekan lalu Rp 15.875 per dolar AS.

Sementara, kurs Rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) ditutup pada posisi Rp 15.856 per dolar AS, Jumat (29/11). Rupiah Jisdor menguat 0,05% dari posisi kemarin, namun melemah 0,34% dalam sepekan terakhir dari posisi Rp 15.911 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×