Reporter: Wahyu Satriani, Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Para investor ritel, siapkan duit Anda. Pemerintah mulai menjual sukuk ritel kelima (SR005) mulai hari ini hingga dua pekan ke depan.
Sebanyak 25 agen penjual perusahaan efek dan bank siap menjual instrumen anyar ini pada 8-22 Februari. Robert Pakpahan, Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan mengatakan, SR005 menawarkan tingkat imbalan tetap 6% per tahun yang dibayarkan setiap bulan. Kupon SR005 tersebut lebih kecil ketimbang sukuk ritel seri-seri sebelumnya (lihat tabel).
Bila berminat, investor bisa memesan minimal Rp 5 juta dan maksimal Rp 5 miliar. Seperti penerbitan sukuk ritel sebelumnya, SR005 ini bertenor tiga tahun.
Analis obligasi, I Made Adi Saputra memperkirakan, instrumen ritel ini bakal diserbu investor. Menurut dia, kupon 6% masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan instrumen surat utang negara (SUN) dengan tenor yang sama. SUN seri FR0030 bertenor tiga tahun, kemarin, ditutup dengan imbal hasil 4,49%.
Made mengatakan, memang selisih imbal hasil SR005 tidak terlalu jauh dengan suku bunga deposito. Bahkan ada beberapa bank yang memberikan bunga deposito di atas 6%. "Namun jika dibandingkan dengan instrumen surat utang negara, selisihnya cukup besar," kata Made.
Made memperkirakan, permintaan yang masuk dari investor bisa mencapai Rp 13 triliun. Tahun lalu, sukuk ritel SR004 terjual hingga Rp 13,6 triliun dengan iming-iming imbal hasil 6,25%.
Lana Soelistianingsih, ekonom Samuel Sekuritas pun memprediksi penjualan yang tak beda jauh. Menurutnya, kupon 6% masih lebih menarik dibanding deposito. Suku bunga deposito rata-rata bank sebesar 5,44%. "Investor bisa mendapat imbal hasil bersih 4,8% untuk sukuk ritel," kata Lana. Sedangkan bunga bersih deposito, setelah dikurangi pajak hanya tinggal 4,35%.
Dengan tawaran kupon cukup menarik, Lana bilang, ada potensi migrasi dana dari deposito ke sukuk ritel ini.
Sekadar informasi, volume perdagangan sukuk ritel semua seri di pasar sekunder mencapai Rp 77,67 triliun sepanjang 2012. Volume transaksi sukuk ritel memang lebih kecil dibanding transaksi obligasi ritel Rp 81,6 triliun.
Namun, volume transaksi tersebut naik lebih dari dua kali dibanding tahun 2011 yang masih Rp 33,27 triliun. Besarnya nilai penerbitan sukuk ritel SR004 memang berpengaruh pada makin maraknya transaksi sukuk ritel di pasar sekunder.
Sukuk Ritel Indonesia | |||||
Seri | Tanggal Terbit | Tenor | Kupon | Jatuh tempo | Jumlah penerbitan (Rp triliun) |
SR001 | 25 Feb 2009 | 3 | 12,00% | 25 Feb 2012 | 5,56 |
SR002 | 10 Feb 2010 | 3 | 8,70% | 10 Feb 2013 | 8,03 |
SR003 | 23 Feb 2011 | 3 | 8,15% | 23 Feb 2014 | 7,34 |
SR004 | 21 Mar 2012 | 3 | 6,25% | 21 Sep 2015 | 13,61 |
SR005 | 27 Feb 2013 | 3 | 6,00% | 27 Feb 2016 | - |
sumber: DJPU |
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News