Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendanaan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) akan lebih leluasa. Pasalnya, emiten konstruksi ini telah mendapatkan persetujuan untuk penambahan modal melalui penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 1,98 triliun.
Emiten pelat merah ini menargetkan proses pencairan PMN dan rights issue dapat rampung pada Oktober 2022. ADHI akan menggunakan dana PMN untuk pendanaan tiga Proyek Strategis Nasional (PSN), antara lain Proyek Tol Yogyakarta-Bawen, Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulonprogo, dan SPAM Karian, Serpong Timur.
Rinciannya penggunaan tersebut masing-masing dengan nilai sebagai berikut. Tol Solo-Jogja-Kulonprogo sebesar Rp 1,40 triliun. Kemudian, dana sejumlah Rp 390 miliar akan dialokasikan untuk jalan tol Yogyakarta-Bawen. Sisanya, Rp 185 miliar akan digunakan untuk proyek SPAM Karian-Serpong.
Baca Juga: Dana PMN Rp 1,98 Triliun Segera Cair, Prospek Kinerja Adhi Karya (ADHI) Cerah
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Abraham Gosal menilai, prospek ADHI setelah menerima dana dari PMN akan lebih baik ke depan. Hal ini mengingat dana yang diperoleh akan digunakan untuk membiayai enam proyek, masing-masing sebanyak tiga PSN dan tiga non-PSN.
Menurut Abraham, tentunya dana segar ini akan menopang kinerja ADHI, mengingat tingkat utang di sektor konstruksi memang cukup tinggi. Selain itu, ADHI merupakan perusahaan dengan ekuitas paling kecil dibandingkan BUMN konstruksi lainnya.
“Oleh karena itu, menurut saya rights issue ini akan meningkatkan kemampuan ADHI untuk mengerjakan proyek-proyek ke depan dan memperbaiki struktur modal perusahaan,” terang Abraham kepada Kontan.co.id, Senin (10/10)
Baca Juga: Adhi Karya (ADHI) Garap Proyek Prasarana Penyediaan Air Baku di IKN Nusantara
Analis BRI Danareksa Sekuritas Muhammad Naufal Yunas menilai, dengan suntikan modal Rp 3,9 triliun, gearing ratio milik ADHI akan kembali normal tahun ini.
Suntikan modal ini pun diyakini bakal berdampak positif bagi ADHI. Sebagai konsekuensi dari likuiditas yang lebih tinggi setelah suntikan modal, ada potensi naiknya kontrak baru yang pada akhirnya membuka jalan bagi profitabilitas yang lebih tinggi bagi ADHI di masa depan.
Baca Juga: Adhi Karya: Dana PMN Akan Digunakan untuk Bangun 3 Proyek Strategis Nasional
Target kontrak baru akan tercapai
ADHI membidik kontrak baru di tahun ini tumbuh 15% dari realisasi kontrak tahun 2021. Tahun lalu, Sebagai perbandingan, ADHI mencatatkan nilai kontrak baru sebesar 15,2 triliun di tahun lalu.
Abraham meyakini, target kinerja yang dipasang ADHI tahun ini akan tercapai. Sebab, ADHI merupakan salah satu perusahaan BUMN dengan nilai pertumbuhan kontrak paling tinggi. Per awal September 2022 saja, nilai kontrak baru yang digenggam ADHI sudah mencapai Rp 17,3 triliun, alias sudah melebihi realisasi kontrak tahun lalu.
Samuel Sekuritas memproyeksikan pertumbuhan kontrak baru sektor konstruksi sebesar 37% pada tahun ini dan naik 23% pada 2023. Pertumbuhan kontrak baru akan ditopang oleh proyek ibukota negara (IKN) dan kenaikan APBN.
Baca Juga: Emiten Berburu Modal Baru Lewat Rights Issue
Samuel Sekuritas Indonesia memberikan rating netral untuk sektor konstruksi. Ini karena pertumbuhan kontrak baru dan pendapatan pada 2023 dan 2024 akan dibayangi oleh kenaikan harga bahan baku dan tingkat suku bunga. ADHI menjadi salah satu top picks dengan rekomendasi beli. Target harga yang dipasang adalah Rp 960. Rekomendasi ini menimbang kondisi neraca yang lebih baik setelah rights issue yang akan menopang pertumbuhan pendapatan dan kontrak baru.
Samuel Sekuritas mengestimasi, ADHI menjadi kontraktor dengan gearing terendah pada 2022, yakni di angka 1 kali, diikuti oleh PT PP Tbk (PTPP) di kisaran 1,4 kali, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) di level 1,7 kali, dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) di kisaran 3,3 kali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News