Reporter: Irma YN, Veri NT, Sanny CS |
JAKARTA. Kuasi reorganisasi masih jadi pilihan beberapa emiten untuk membersihkan defisit dari neracanya. Maklumlah, dengan menggelar kuasi reorganisasi, pos ekuitas bisa terbebas dari minus, hingga memuluskan rencana perusahaan mencari fasilitas pinjaman baru.
Emiten terakhir yang menyatakan ingin kuasi reorganisasi adalah PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. Emiten dengan kode saham PSDN itu berniat menghapus defisit senilai
Rp 568,57 miliar.
PSDN akan menempuh dua cara menghapus defisit. Pertama, melakukan valuasi ulang aset dan kewajiban. Kedua, menurunkan nominal saham hingga muncul kelebihan modal. Selisihnya akan menjadi pengurang defisit.
Setelah kuasi, ekuitas PSDN per akhir Juni 2011 naik dari Rp 198,02 miliar menjadi Rp 147,82 miliar, dan aset menjadi Rp 460,41 miliar. Manajemen PSDN akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 26 Oktober mendatang, kuasi reorganisasi bisa tuntas pada Desember 2011.
Emiten lain yang berencana menggelar kuasi tahun ini adalah PT Barito Pacific Tbk (BRPT). Emiten petrokimia ini sedang menyelesaikan audit laporan keuangan per Juni 2011, yang akan digunakan sebagai dasar kuasi.
Manajemen memperkirakan, audit tersebut selesai Oktober 2011. "Harapannya, kami sudah bisa gelar RUPSLB untuk meminta persetujuan kuasi, November," kata Henky Susanto, Direktur BRPT.
Manajemen BRPT memang belum ingin membeberkan hitung-hitungan penghapusan defisit senilai Rp 5,99 triliun. Namun, manajemen BRPT pernah mengungkapkan, kuasi akan mengangkat ekuitas menjadi Rp 7,07 triliun dan aset menjadi Rp 17,23 triliun.
Kalau BRPT dan PSDN mengejar kuasi tahun ini, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) memastikan rencana kuasi mundur ke tahun 2012, demi menghemat biaya audit dua kali. Meski begitu, manajemen menjanjikan, kuasi tidak akan mengganggu pembagian dividen di tahun 2012 jika perusahaan membukukan untung.
Rencananya, GIAA menghapus defisit Rp 7,1 triliun. "Pembagian dividen masih bisa dilakukan, meski kuasi, misalnya, baru disetujui RUPS April 2012 nanti," kata Elisa Lumbantoruan, Direktur Keuangan Garuda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News