Reporter: Kornelis Pandu Wicaksono | Editor: Yuwono Triatmodjo
JAKARTA. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) akhirnya menjadi pengendali di China Minzhong Food Corporation Limited (CMFC), emiten produsen sayuran asal China yang melantai di Bursa Efek Singapura. INDF menambah saham di China Minzhong lewat proses penawaran tender (tender offer) saham.
Sebelumnya, muncul kabar tak sedap mengenai sepak terjang China Minzhong. Glaucus Research, perusahaan riset asal Amerika Serikat, menuding CMFC telah merekayasa laporan keuangan. Akibat tudingan itu, harga saham CMFC anjlok 48,04% dari S$ 1,02 menjadi S$ 0,53 per saham pada 26 Agustus 2013.
Toh, kabar miring itu tak membuat INDF kendur. Justru, INDF mengumumkan tender offer saham CMFC di harga S$ 1,12 per saham.
Kini, INDF telah memiliki 59,48% dari sebelumnya 29,33% saham CMFC. INDF sudah merogoh dana hingga S$ 416,3 juta atau setara Rp 3,8 triliun untuk aksi tender offer tersebut. Sebagian besar pendanaan akuisisi itu bersumber dari utang bank.
Analis Danareksa Sekuritas Lonnie Yu menilai, aksi INDF menguasai CMFC tepat. CMFC adalah perusahaan mapan di bidang industri pertanian karena dukungan Pemerintah China. Selain itu, CMFC memiliki pengalaman di teknologi dehydrating food (pengering makanan) serta rantai logistik makanan beku. Di tahun 2012, lanjut Lonnie, laba bersih CMFC mencapai US$ 109 juta atau sekitar 31,5% laba bersih INDF.
Analis Standard Chartered Nirgunan Tiruchelvam dalam risetnya, 3 September 2013, memperkirakan, jika INDF bisa memiliki 100% saham CMFC, maka akan ada tambahan pendapatan hingga US$ 120 juta.
Moody's Investor Service pun merespon positif aksi INDF tersebut dengan berniat meng-up grade peringkat CMFC yang kini ada di Ba3.
Kinerja tumbuh
Menurut Nirgunan, pendanaan akuisisi yang diperoleh dari kredit bank tak membebani kinerja INDF. Itu karena INDF memiliki posisi net gearing sebesar 14% dan kas yang mencapai US$ 1,38 miliar.
Sedangkan, menurut perhitungan Lonnie, akuisisi INDF atas saham CMFC terjadi pada rasio harga berbanding laba bersih per saham (PER) 4 kali. Dus, Lonnie menganggap akuisisi itu tersebut masih di harga wajar, mengingat potensi sinergi usaha yang akan bertambah.
Per Juni 2013, INDF memiliki posisi kas terkonsolidasi sebanyak Rp 13 triliun. Kata Lonnie, dengan kondisi keuangan yang solid seperti itu INDF tidak akan megap-megap pasca akuisisi CMFC.
Nirgunan memproyeksikan, INDF dapat mencetak pendapatan senilai Rp 57,11 triliun di tahun ini atau naik 14,08% dari 2012. Sedangkan, laba bersih INDF tahun ini diproyeksikan mencapai Rp 4,55 triliun atau naik sekitar 39,44% dari tahun sebelumnya.
Lonnie memberikan target harga saham INDF di level Rp 7.050 per saham dengan rekomendasi hold. Adapun, Nirgunan lebih merekomendasikan outperform saham INDF dengan target harga Rp 8.200 per saham hingga 2013.
Sementara, analis Mandiri Sekuritas, Herman Koeswanto merekomendasi buy saham INDF dengan target harga Rp 7.500. Kemarin (16/9), harga saham INDF naik 3,85% ke Rp 6.750 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News