Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) mencatatkan kinerja keuangan yang kuat pada kuartal II-2024. Perusahaan ini berhasil meraih pendapatan sebesar Rp 13,7 triliun, didorong oleh kenaikan harga jual rata-rata (ASP) dan volume penjualan.
Secara kumulatif, pendapatan pada semester I-2024 mencapai Rp 27,6 triliun, meningkat 14,5% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Laba bersih perusahaan juga mengalami lonjakan signifikan, mencapai Rp 1,47 triliun, jauh di atas Rp 82 miliar yang diperoleh pada semester I-2023.
Baca Juga: Harga Ayam Naik & Biaya Pakan Turun, Simak Rekomendasi Saham Charoen Pokphand (CPIN)
Segmen pakan JPFA terus memberikan kontribusi besar dengan margin laba operasional (OPM) di atas 7% selama tujuh kuartal berturut-turut, berkontribusi hampir 50% dari total pendapatan perusahaan.
Analis Sinarmas Sekuritas, Yosua Zisokhi, menyebutkan bahwa kinerja JPFA didukung oleh posisinya sebagai pemimpin pasar pakan unggas dengan pangsa pasar 21%. Kekuatan posisi pasar ini memungkinkan JPFA untuk meneruskan fluktuasi biaya bahan baku kepada pembeli, sehingga margin operasional tetap terjaga.
Segmen Day Old Chicken (DOC) juga turut mendukung kinerja JPFA. Dengan pangsa pasar 24%, JPFA merupakan produsen DOC terbesar kedua di Indonesia. Harga DOC pada kuartal II-2024 tercatat Rp 7.016 per ekor, meningkat 29% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham JPFA, CTRA, CMNT dan MIDI untuk Hari Ini (5/6)
JPFA juga memperkuat fasilitas di Tangerang, Banten, melalui modernisasi teknologi pada Ciomas Commercial Farm (CCF) dan PT So Good Food (SGF).
Fasilitas kandang tertutup yang diterapkan mampu menekan tingkat kematian unggas menjadi di bawah 1%, jauh lebih rendah dibandingkan kandang terbuka yang tingkat kematiannya di atas 10%.
Peningkatan kapasitas produksi di SGF, terutama pada produk nugget dan sosis, juga tercatat signifikan dengan tingkat utilisasi fasilitas produksi mencapai 60%-70%.
Pada 24 Juni 2024, SGF menambah lini produksi nugget kelima untuk mendukung produk baru, seperti Mac and Cheese Chicken Nugget. SGF juga mencatat peningkatan tajam pada produk daging olahan beku, dengan pertumbuhan 55% secara tahunan (yoy), sementara penjualan sosis beku melonjak 125%, dan produk susu naik 28%. SGF kini memiliki 83 jenis produk dan jaringan distribusi luas, mencakup 171 saluran distribusi dan 45.300 pelanggan.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham JPFA, TKIM dan ACES untuk Perdagangan Kamis (30/5)
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo, memperkirakan kinerja JPFA pada semester II-2024 akan mengalami sedikit pelambatan seiring dengan stabilnya konsumsi masyarakat dan minimnya hari libur yang biasanya meningkatkan konsumsi. Meski demikian, segmen commercial farm dan SGF dinilai tetap berpotensi memberikan kontribusi positif.
Aziz juga memperkirakan harga saham JPFA cenderung bergerak stabil, sambil menunggu hasil kinerja kuartal III-2024. Ia merekomendasikan trading buy dengan target harga Rp 1.680 per saham.
Sementara itu, analis MNC Sekuritas, Raka Junico, optimis bahwa kinerja JPFA akan meningkat pada akhir tahun dengan proyeksi laba mencapai Rp 2,57 triliun dan pendapatan Rp 59,4 triliun. Ia merekomendasikan Buy dengan target harga Rp 2.080 per saham.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham ASSA, JPFA, MAPI, dan TLKM untuk Hari Ini
Sinarmas Sekuritas tetap optimis terhadap prospek industri unggas di Indonesia dalam jangka panjang, mengingat pertumbuhan konsumsi ayam yang mencapai CAGR 3,3% dalam 10 tahun terakhir, didukung oleh program ketahanan pangan pemerintah. Sinarmas Sekuritas mempertahankan rekomendasi Buy untuk saham JPFA dengan target harga Rp 1.950 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News