kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Kuartal IV, asing masuk SBN Rp 29,26 triliun


Senin, 14 Desember 2015 / 06:13 WIB
Kuartal IV, asing masuk SBN Rp 29,26 triliun


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Penambahan katalis positif baik dari dalam negeri maupun eksternal mendorong investor asing untuk menimbun dananya di Surat Berharga Negara (SBN).

Mengacu situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan per 8 Desember 2015, kepemilikan asing pada SBN domestik yang dapat diperdagangkan mencapai Rp 552,64 triliun dari total outstanding Rp 1.445,43 triliun.

Angka tersebut naik Rp 29,26 triliun dari posisi akhir kuartal III 2015 sebesar Rp 523,38 triliun. Dus, porsi asing juga menggemuk dari semula 37,59% menjadi 38,23%.

Analis Sucorinvest Central Gani Ariawan menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyokong penambahan kepemilikan asing dalam SBN dalam negeri selama kuartal IV 2015.

Pertama, meredanya ketidakpastian global. Berdasarkan konsensus, peluang Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed mengerek suku bunga acuan pada pertengahan pertemuan 15 Desember 2015 - 16 Desember 2015 sudah mencapai 80%.

Berbeda dengan situasi pada kuartal III 2015 di mana spekulasi pasar sangat tinggi. Apalagi kala itu pasar surat utang Indonesia juga tertekan akibat aksi China mendevaluasi mata uang yuan.

"Kalau sekarang ekspektasi pasar hampir seragam kalau The Fed akan menaikkan suku bunga acuan pekan ini," tuturnya.

Kedua, rilis pertumbuhan ekonomi dalam negeri per kuartal III 2015 sebesar 4,73%. Angka tersebut lebih baik ketimbang pencapaian kuartal II 2015 sekitar 4,67%.

Ketiga, penguatan rupiah sebesar 4,5% dari level Rp 14.652 pada akhir September 2015 menjadi Rp 13.992,5 per dollar AS pada Jumat (11/12).

Membaiknya kinerja mata uang Garuda memicu aliran dana asing untuk masuk ke pasar surat utang dalam negeri.

Mark Prawirodidjojo, Research Analyst Infovesta Utama menambahkan, stabilnya suku bunga acuan Bank Indonesia sebesar 7,5% serta terjaganya inflasi juga menjadi daya tarik bagi investor asing untuk masuk kembali ke pasar obligasi dalam negeri.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, inflasi dalam negeri Januari 2015 – November 2015 tercatat 2,37%.

Dari sisi eksternal, sentimen positif juga berasal dari kebijakan moneter longgar semisal aksi Bank Sentral Eropa alias European Central Bank (ECB) yang memperpanjang program stimulus dan memangkas suku bunga deposito. Jepang juga mempertahankan suku bunga di level rendah.

"Perlambatan pertumbuhan ekonomi global serta kebijakan moneter yang cenderung longgar meningkatkan daya tarik pasar obligasi Indonesia yang memiliki potensi pertumbuhan, salah satunya didukung dengan berbagai paket kebijakan ekonomi pemerintah hingga jilid VII," paparnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×