Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Curah hujan yang tinggi kembali menjadi kambing hitam turunnya produksi PT Adaro Energy Tbk (ADRO) di kuartal IV 2010 lalu.
Pada periode terakhir 2010, produksi ADRO malah turun 15% dibandingkan periode yang sama di 2009. Produksi batubara ADRO hanya 10,36 juta matrik ton. Padahal di kuartal IV 2009, produksi batubara ADRO mencapai 12,13 juta ton.
Penurunan juga terjadi pada penjualan ADRO. Di kuartal terakhir tahun lalu, ADRO hanya berhasil menjual 11,48 juta metrik ton atau turun 8% dibandingkan periode sebelumnya yang sebanyak 12,45 juta metrik ton.
Pada 2010, anak usaha ADRO, PT Pamapersada Nusantara (PAMA) memberi kontribusi batubara terbanyak yaitu sebesar 38%. Sementara Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) dan PT Rahman Abdijaya (RAJ) masing-masing memberikan kontribusi sebesr 19% dan 14%.
Sekretaris Perusahaan ADRO Devindra Ratzarwin menuturkan, untuk pemindahan lapisan penutup terjadi kenaikan sebesar 10% di kuartal IV ini yang mencapai 60,35 Mbcm. Namun jika secara keseluruhan, pemindahan lapisan penutup di 2010 hanya meningkat sebesar 8% menjadi 226 Mbcm atau hanya mencapai 88% dari target awal.
Di 2010 lalu, ADRO berhasil mendapatkan tiga kontrak jasa angkutan tongkang ADRO yang baru, sehingga biaya angkutan atas toinase yang tercakup dalam kotrak baru menurun sebesar 15%.
Adapun, di kuartal IV tahun lalu, ADRO sudah mengeluarkan dana US$ 5,5 juta untuk pengerjaan proyek pembangkit listrik mulut tambang 2x30MW yang dimiliki dan dioperasikan anak perusahaan ADRO yaitu MSW. Pembangkit listrik ini akan mulai beroperasi di 2012. Total dana untuk proyek ini mencapai US$ 59 juta.
Tahun depan, ADRO pun berencana manambah jumlah produksinya di kisaran 46 juta - 48 juta ton. Untuk menggenjot target produksinya tersebut, ADRO akan memperbesar belanja modal menjadi US$ 603 juta-US$ 628 juta. Padahal sebelumnya ADRO hanya menganggarkan US$ 464 juta.
Peningkatan ini terjadi pada pendanaan untuk pembelian alat berat. Capex ADRO juga akan digunakan untuk pembiayaan pengeluaran rutin, proyek out of pit crushing conveyor (OPCC), dan proyek pembangkit tenaga listrik berpasitas 2x 30 MW.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News