Reporter: Anna Suci Perwitasari, KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Cuaca buruk yang terjadi sepanjang 2010 menghambat langkah PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencapai target awal produksi di tahun ini, yaitu 45 juta ton. "Realisasi produksi batubara kami di 2010 sekitar 42 juta ton," kata Devindra Ratzarwin, Deputi Sekretaris Perusahaan ADRO, Kamis (30/12).
Devindra menuturkan, produksi batubara 42 juta ton itu sesuai dengan target terbaru yang telah ditetapkan manajemen. Ia bilang, cuaca ekstrem yang melanda wilayah Indonesia menghambat proses produksi batubara. Akibat cuaca buruk di 2010, ADRO bahkan harus membayar denda labuh kapal senilai Rp 313,30 miliar.
Tahun 2011 ini, ADRO menargetkan produksi batubaranya bisa mencapai 46 juta-48 juta ton. Untuk merealisasikan target tersebut, ADRO akan memperbesar belanja modal atau capital expenditure (capex) menjadi US$ 603 juta hingga US$ 628 juta. Kisaran itu lebih tinggi daripada anggaran yang ditetapkan sebelumnya, US$ 464 juta.
Emiten itu mengubah anggaran capex untuk memuluskan rencana pembelian alat berat baru. Belanja modal juga digunakan untuk pembiayaan pengeluaran rutin US$ 175 juta dan proyek out of pit crushing conveyor (OPCC) yang nilainya berkisar US$ 125 juta-US$ 150 juta.
ADRO mengeluarkan dana US$ 53 juta pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 2 x 30 MW. Anggaran capex sebesar itu belum termasuk biaya proyek barging, akuisisi dan proyek dengan BHP Biliton.
Menurut Devindra, kegiatan barging dan proyek dengan BHP Biliton butuh biaya sekitar US$ 140 juta. Sementara untuk membiayai rencana akuisisi tahun depan, ADRO sudah menyiapkan dana sekitar Rp 10 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News