Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang kuartal I-2020, PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) telah menyerap anggaran belanja modal atau capital expenditure sebesar Rp 101 miliar.
Asal tahu saja, tahun ini, perusahaan sudah menganggarkan capex sebesar Rp 550 miliar. Dana capex tersebut berasal dari pinjaman perbankan sebesar 50% dan sisanya dari ekuitas milik perusahaan.
Direktur INPP Taufik mengatakan, sepanjang tahun ini pihaknya masih akan mengembangkan proyek yang sudah ada. Saat ini perusahaan memiliki empat proyek berjalan, di mana tiga proyek berada di Bali dan lainnya di Makassar.
Baca Juga: Indonesian Paradise Property (INPP) tebar dividen Rp 50,32 miliar, ini jadwalnya
Ketiga proyek yang berada di Bali adalah Hotel Aloft dan Yello Kuta Beach, extension Beachwalk Shopping Centre, serta pembangunan Beachwalk Residence. Sementara yang di Makassar ada proyek 31 Sudirman Suite.
"Sepanjang tahun ini INPP masih akan fokus dalam pengembangan proyek yang sudah ada seperti Proyek 31 Sudirman Suite di Makassar dan proyek Sahid Kuta Lifestyle Resort di Bali yang terdiri dari Hotel Aloft dan Yello serta Extension Beachwalk Shopping Center Bali yang diperkirakan akan selesai di tahun ini," jelas Taufik kepada Kontan.co.id, belum lama ini.
Ia menambahkan, pandemi Covid-19 telah berdampak terhadap bisnis INPP dimana terdapat penurunan jumlah tamu hotel dan keterbatasan kegiatan operasional pusat perbelanjaan yang mengakibatkan terjadinya penurunan pendapatan.
"Pendapatan INPP pada kuartal I 2020 turun 18% dibandingkan kuartal I-2019," ujar Taufik.
Baca Juga: Corona memukul perhotelan, tapi INPP malah perkuat bisnis hotel ini
Sepanjang tahun ini, INPP bakal melakukan efisiensi biaya secara optimal dengan tetap terbuka terhadap peluang bisnis yang ada.
"Melihat kondisi saat ini, maka kami akan berfokus pada pengembangan dan penyelesaian proyek eksistensi dengan tetap terbuka terhadap peluang bisnis yang ada," katanya.
Ia menambahkan, INPP akan terus melakukan evaluasi secara periodik untuk mereview kembali nilai-nilai kontrak tersebut dan memprioritaskan kontrak-kontrak yang sedang berjalan. Sementara itu, Taufik memproyeksikan, untuk kinerja sepanjang kuartal II diperkirakan akan terjadi penurunan sekitar 30%-50%.
Selain mengandalkan proyek-proyek eksisting, Taufik menjelaskan, strategi yang diterapkan perusahaan menjaga kinerja di tahun ini di tengah pandemi covid-19 yaitu dengan melakukan efisiensi biaya dengan optimal seperti dengan cara menutup ruangan atau kamar yang tidak terpakai, penyederhanaan atas F&B, set-up buffet yang digantikan dengan makanan sesuai pesanan dan pengembangan bisnis sampai dengan kondisi membaik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News