kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kresna Sekuritas hanya membawa start up yang dinilai unik untuk melantai ke bursa


Kamis, 19 September 2019 / 18:39 WIB
Kresna Sekuritas hanya membawa start up yang dinilai unik untuk melantai ke bursa
ILUSTRASI. Pasar Modal


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama PT Kresna Sekuritas, Octavianus Budiyanto mengaku membawa perusahaan rintisan (start up) yang dianggap unik untuk melantai ke Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sebagaimana diberitakan di Kontan sebelumnya, Kresna Sekuritas membawa beberapa perusahaan rintisan yang bergerak di bidang teknologi seperti PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS) dan PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS).

"Sebenarnya kami tidak ada standar khusus, sebagaimana calon emiten lain, yang penting kami perhatikan adalah sustainability start up tersebut. Jangan sampai waktu hidup hanya 5 sampai 10 tahun, lalu selesai. Kami pun punya tanggung jawab moral ke investor," jelas Octavianus kepada Kontan.co.id, Kamis (19/9).

Baca Juga: Perkembangan era digital membuat Kresna Sekuritas bawa start up melantai di bursa

Keunikan perusahaan yang dicari oleh Kresna Sekuritas terletak pada inovasi yang dilakukan oleh perusahaan rintisan. Dirinya menilai, dengan banyaknya perusahaan rintisan yang muncul saat ini, membuat persaingan sangat ketat. Sehingga, ketersediaan ide yang unik serta inovasi, membuat pihaknya tertarik memboyong perusahaan rintisan melantai.

"Banyaknya start up fintech misalnya, cepat membuat orang bosan. Namun jika start up ini siap dengan ide inovasi dan keunikannya, itu yang kami suka," lanjutnya.

Dirinya mencontohkan, bagaimana emiten PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) yang melantai pada Juni 2019 lalu, memiliki produk e-sport yang saat ini digandrungi generasi milenial dan generasi Z.

Baca Juga: Kresna Sekuritas siapkan satu perusahaan digital IPO, targetkan raup Rp 600 miliar

Octavianus juga memandang penggemar klub sepakbola yang cenderung fanatik, menunjukkan loyalitas tinggi terhadap suatu produk. Sehingga pihaknya menilai hal tersebut sebagai keunikan yang potensial.

Kriteria lain yang menjadi pegangan Octavianus menggandeng perusahaan rintisan adalah kesediaan perusahaan tersebut menjadi perusahaan terbuka, dalam artian bersedia memberikan transparansi kinerja, rencana bisnis, dan menjalankan sistem good corporate governance (GCG).

Selain itu, kesehatan finansial perusahaan dinilai dari bunga deposito yang harus ada di atas rata-rata, atau senilai double digit.

"Kami tidak mencarikan pendanaan. Yang biasa kami lakukan, setelah mengantar perusahaan melantai, kami masuk sebagai pemegang saham. Ini beriringan dengan tugas kami," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×